HTML { scrollbar-face-color: #F8F9CD; scrollbar-base-color: #B5BA84; scrollbar-highlight-color: #FFFFFF; scrollbar-shadow-color: #B5BA84; scrollbar-arrow-color: #B5BA84; scrollbar-track-color: #B5BA84; scrollbar-3dlight-color: #B5BA84; scrollbar-darkshadow-color: #B5BA84; } body { margin: 0px; padding: 0px; background-color: #B5BA84; color: #000000; } a {color:#667443; font-weight:normal; text-decoration:none;} a:link {color:#667443; font-weight:normal; text-decoration:none;} a:visited {color:#667443; font-weight:normal; text-decoration:none;} a:hover {color:#C6480E; font-weight:normal; text-decoration:none;} .side a {color:#F9FAD0; font-weight:normal; text-decoration:none;} .side a:link {color:#F9FAD0; font-weight:normal; text-decoration:none;} .side a:visited {color:#F9FAD0; font-weight:normal; text-decoration:none;} .side a:hover {color:#C6480E; font-weight:normal; text-decoration:none;} .posted a {color:#C6480E; font-weight:normal; text-decoration:none;} .posted a:link {color:#C6480E; font-weight:normal; text-decoration:none;} .posted a:visited {color:#C6480E; font-weight:normal; text-decoration:none;} .posted a:hover {color:#B9BBB0; font-weight:normal; text-decoration:none;} blockquote { border: 1px solid #41AF00; background-color: #F1EDD0; margin-left: 1.5em; padding-left: 5px; padding-right: 5px; padding-bottom: 2px; padding-top: 2px; color: #B1637D; } p { padding: 3px; margin: 0px; } ul { font-family: arial, sans-serif; font-size: 11px; list-style: round; line-height: 140%; margin-top: 5px; margin-bottom: 5px; margin-left: 15px; } li { font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 11px; margin-left: 0px; line-height: 140%; list-style: round; } ol { font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 11px; margin-left: 0px; line-height: 140%; margin-left: 22px; } .table { background-image: url('http://img.photobucket.com/albums/v387/spiceisnice/bunda-contentbg.jpg'); background-repeat: repeat-y } td { vertical-align: top; } .content { font-family: verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; color: #000000; padding-right: 12px; width: 575px; } .sidetop { margin-bottom: -2px; margin-left: 55px; } .sidebtm { margin-top: -5px; margin-left: 55px; } .side { font-family: verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; color: #000000; padding-left: 15px; padding-right: 15px; text-align: left; line-height: 140%; margin-left: 55px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-top: 0px; background-image: url('http://img.photobucket.com/albums/v387/spiceisnice/bunda-side-bg.gif'); background-repeat: repeat-y; width: 230px; } .date { font-family: verdana, arial; font-size: 11px; color: #000000; font-weight: bold; padding:3px; margin-top:0px; text-align:center; } .title { font-family: Trebuchet MS, verdana, arial; font-size: 16px; color: #C6480E; font-weight: bold; margin-top:20px; text-align:left; } .title2 { font-family: Trebuchet MS, verdana, arial; font-size: 16px; color: #FFFFFF; font-weight: normal; margin-top:10px; text-align:center; margin-bottom: 10px; } .blogbody { font-family: verdana, arial, sans-serif; color:#000000; font-size:11px; font-weight:normal; text-align:left; line-height:140%; padding-left: 20px; padding-right: 40px; } .blogitem { font-family: verdana, arial, sans-serif; color:#000000; font-size:11px; font-weight:normal; text-align:left; line-height:140%; padding: 0px; margin-top: 10px; margin-bottom: 10px; } .posted { font-family:verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; color: #000000; margin-bottom:0px; padding-bottom: 75px; text-align: center; line-height:15px; font-weight: normal; border-top:1px solid #000000; margin-top: 10px; background-image: url('http://img.photobucket.com/albums/v387/spiceisnice/bunda-divider.gif'); background-position: center 50%; background-repeat: no-repeat; } .sidetitle { font-family:verdana, arial, sans-serif; color:#000; background-image: url('http://img.photobucket.com/albums/v387/spiceisnice/bunda-side-title.gif'); background-repeat: no-repeat; background-pisotion: left bottom; font-size:13px; font-weight:bold; line-height:14px; text-align:left; margin-bottom:5px; margin-top:0px; padding-left: 35px; padding-top: 10px; padding-bottom: 5px; } #menu { margin-bottom:15px; margin-top:15px; font-family:verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; color: #000; text-align:center; } #comments { font-family: Trebuchet MS,verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; color: #824856; font-weight: normal; background:transparent; margin-bottom:5px; margin-top:2px; padding: 5px; margin-left: 10px; text-align: center; } .comments-body { font-family: verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; color: #144E74; border: 1px solid #B5BA84; background-color: #F9FBCC; padding:5px 5px 5px 5px; line-height: 140%; margin-bottom: 5px; text-align: center; } .comments-post { font-family:verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height:15px; font-weight: normal; margin-top: 5px; padding-left:0px; padding-bottom: 3px; } input, checkbox, textarea, select { font-family: verdana, arial, sans-serif; color:#808370; text-align: left; margin-bottom: 2px; border:1px solid #808370; font-size:11px; font-weight: normal; background:#ffffff url('http://img.photobucket.com/albums/v387/spiceisnice/bunda-input.gif'); } form { margin-top:5px; margin-bottom:5px; padding: 5px; } .foot { margin-bottom: -2px; } A.menu { COLOR: #000000 } A.menu:hover { COLOR: #cc0000 } .profile-img { display: inline; } .profile-img img { float: left; margin: 0 10px 5px 0; padding: 3px; border: 1px solid #ebbdcc; }
|
|||
About Me
Bunda Zidan & Syifa Blog DapurBunda Blog PuisiBunda Previous Posts
Archives
Little Break
My Idol 2006
Little Chat
Credits
Design by :Community
|
Friday, June 30, 2006
Tulang rusuk
Sudah lama ingin menulis tentang ini. Selalu terlupakan oleh waktu. Sampai malam ini (sambil nunggu istirahat Jerman-Argentina) lagi bloghoping, lalu menclok, dan baca postingan ini. Sama seperti yang sudah lama ingin ditulis. Tentang tulang rusuk, (istilah lainnya rib/tulang iga/konro, kok jadi inget Daeng Tata ya? ah laper..), dan alasan kenapa pria itu yang terpilih sebagai teman hidup saya sampai hari ini. Ya salah satunya karena ucapan dia malam itu, kurang lebih begini...
Semoga sampai hari ini tulang rusuknya belum patah.. "Patah tulang itu sakit, Jendral!" ... bukan cuma sakit tapi jauh mesti ke Cimande... hihihi
Pesan lewat Y!M
Lagi enak2 selonjoran kaki sambil makan popcorn, minum kopi, dan ngobrol sama temenku di Y!M, tiba2 ada message masuk :
lalu segera saja kubalas:
Thursday, June 29, 2006
Syifa pake "jilbab".
"Ibuuuu... ibuuuuu!" Syifa teriak2 panggil Ibu.
Bunda yang nggak merasa dipanggil jadi cuek aja terusin ngobrol sama Tante Hany. "Ibuuuu.. ibuuuu...!" nadanya mulai kesal. Lama2 dia tambah kesal. Ganti teriaknya jadi, "Ubiiiiiiii... ubiiiiiiiiii!" Hahaha. Bundanya baru nyadar pula. Payah ih. Abis panggilan kok diganti2. "Ada apa, Naa....k? Hah?!" Belum selesai bertanya, Bunda spontan kaget. Ngeliat kelakuan Syifa. O la la.. "Kakak pake jibab, Bun! Hehehe," dia sambil cengengesan gitu. "Ya ampuun.. itu kan kaos Nak.." "Cantik kan? Cantik kan?" "Pake jilbab Kakak yang bener aja ya?" "Ga mawuu.. mawu ini ajah," katanya sambil tersenyum2 sendiri. Hehehe. "Udah ah ... kakak maluuu niii..." teriaknya sambil tutup muka. Hahaha. Monday, June 26, 2006
Setelah Ummi pulang..
Ini pesen2 Zidan sebelum Ummi berangkat, hari Minggu kemarin.
Bener kok, Zidan itu sensitif banget. Tante Wiwin mamanya Zahra tuh saksinya gimana Zidan waktu harus pisah sama Ummi di depan pintu imigrasi. Beda banget sama Syifa. Pas pisah, Zidan peluk Ummi, lalu Syifa peluk Ummi, lalu Zidan lagi, terus Ummi peluk Bunda dan Ayah, terus Zidan peluk Ummi lagi. Nah, banyakan Zidan kan? :D Terus pas Ummi udah masuk imigrasi, Syifa sibuk teriak2 : "Bye bye Ummiiii.. come back soon Ummi, byeeeeee!" Zidan malah nahan tangis terus muntah2. Duh! Pas Ummi udah lewat imigrasi, Syifa masih melambai2 tangan membalas lambaian Ummi. Zidan malah peluk Bunda terus nangis kejer. "Bundaaaaaaaaaa.......!" Pas Ummi udah di boarding room. Ummi telfon kami. Syifa masih teriak2 : "Bye Ummiii... I miss youuuu..." Zidan cuma.. "Um-miiii..." tersekat sama tangisnya. Pas Ummi udah sampe di airport Jakarta, Syifa ngomong : "Ummi udah campe ya? Kakek mana? Neng mana? Om Agus mana? Ceca mana?" dst dst... Zidan cuma.. "Hiks.. A-bang.. ka-ngen.. hiks.. Um-miii.." Pas sampe rumah, Syifa udah biasa lagi heboh lari sana sini. Zidan malah ambil baju Ummi, dipeluk2, dicium2, maunya sendiri di dalam kamar gak mau diganggu siapa pun. Waktu Bunda samperin terus coba hibur2, Zidan malah nangis lagi. "Abang.. hiks.. masih kangen.. Ummi, Buuun... Hiks.. hiks.. Tapi Abang bersyukur... hiks.. Abang masih .. hiks.. punya.. Bundaaaa... huaaaaa...." Yah si Abang, Bunda kan jadi pengen nangis juga. Friday, June 23, 2006
My BigBoy Zidan..
Zidan, seorang anak umur lima tahun lebih, yang punya empati tinggi terhadap orang lain. Salah satunya, saya, ibunya. Mungkin selama ini dia sering memperhatikan ada beberapa pihak yang berlaku tidak baik terhadap saya. Sebagian besar dari bahasa tubuh. Entah itu tatapan mata dari ujung rambut sampai ujung kaki, sampai yang paling terasa adalah perlakuan secara nyata misalnya omongan2 yang terucap atau apalah yang bikin saya menghela nafas panjang. Sedih. Paling saya cuma bisa curhat ke Ayah atau ke teman2 terdekat saja.
Yang paling sering adalah perlakuan seorang security India bersorban di tempat saya tinggal yang selalu melihat saya dengan sebelah mata. Bahkan kadang tatapan teramat-sangat-merendahkan. Tidak seperti security lainnya yang hormat dan selalu mengucap salam kepada saya setiap saya keluar-masuk gerbang. "Morning, Mam..." atau "Good afternoon, Mam..." Begitu ucap para Uncle baik hati setiap kali saya lewat ketika mereka bertugas menjaga gerbang. Tapi tidak dengan bapak yang satu itu. Tatapannya selalu angkuh, lurus ke depan. Awalnya saya berpikir bahwa dia memang bersifat seperti itu, KAKU. Sampai suatu hari saya melihat sendiri bagaimana dia bersikap teramat sangat ramah kepada keluarga India lainnya. Saya melihat dia tertawa lebar! Ah, jadi dia tidak sekaku yang saya kira. Lalu kenapa sampai sekarang dia selalu bersikap sinis seperti itu pada saya? Jawaban yang sebenarnya sudah saya tahu. Pasti dia menyangka saya adalah PRT. Apalagi dia selalu melihat saya menjemput Zidan pulang sekolah, atau membawa2 kantong2 belanjaan ketika saya pulang dari pasar. Komplit deh. "Tell him that you are my Mommy, Mom!" Begitu komentar Zidan suatu hari. Dia juga sudah mulai jengah dengan perlakuan orang itu ke ibunya. Terlihat dari sebalnya setiap kali orang itu yang dapat giliran menjaga gerbang ketika kami harus lewat. Ada lagi satu ibu dan dua anaknya, yang sangat kebetulan juga bersuku India (no offense untuk yang lain ya.) Setiap hari dari Senin sampai Jumat saya selalu bertemu dia. Karena saya harus menjemput Zidan pulang dari sekolah dan dia harus mengantar anaknya sekolah. Kami selalu berdiri di spot yang sama. Di jam yang sama juga. Dari sekian bulan yang sudah terlewati tidak satupun dia berusaha tersenyum atau setidaknya melihat saya. Selalu berusaha menghindar, lebih tepat lagi menjauh. Seakan saya dan Syifa ini adalah pesakitan yang membawa virus yang teramat sangat menular. Bahkan satu hari ketika kami harus berpapasan di pintu gerbang, dia lebih memilih mundur kembali daripada harus bersentuhan angin ketika jalan di sebelah saya. Ironis bukan? Tadinya saya pikir ini hanya perasaan saya saja. Tapi lama kelamaan saya tahu bahwa pasti dia menganggap saya berbeda level dengannya. Makanya dia bersikap seperti itu. Dan lagi2 Zidan merasakan hal ini. Jangan heran kalau suatu hari melihat Zidan mendelik tajam dengan pandangan tidak sukanya setiap kali melihat Ibu ini melintasi kami. Ah, tapi orang2 seperti itu tidak banyak di lingkungan tempat kami tinggal. Bisa dihitung dengan sebelah tangan saja. Selebihnya baik2 saja. Ada Ibu India yang baik hati selalu tersenyum dan mengucap Hello setiap kami berpapasan. Ada Ibu berambut pirang yang juga selalu menegur saya dan Syifa setiap bertemu. Dan beberapa orang lainnya yang setidaknya tidak pernah memperlakukan saya dengan berbeda. Tapi Zidan punya pemikiran yang dalam dan berbeda. Dia ternyata begitu mengamati semua yang sudah terjadi. Dan mungkin juga dia menyimak semua curhatan saya ke Ayahnya. Sampai suatu sore semua dia ungkapkan di dalam perbincangan kami, "Bunda, malam ini Bunda pergi berdua aja gih sama Ayah." "Lho, kita kan memang mau pergi rame2?" "Nggak usah, biar Abang dan Kakak di rumah saja sama Ummi." "Bener nih?" "Iya bener. Tapi ada syaratnya..." "Apa syaratnya?" "Bunda harus dandan yang cantik banget." "Hehehe. Kenapa emang?" "Biar Bunda nggak disangka pembantu." Dhaaarr! Asli saya kaget banget. Jadi bener, selama ini dia mengamati semua tindakan orang lain ke saya, dan cara saya menyikapi semua itu. "Abang nggak mau Bunda terus2an disangka pembantu, Bun. Abang sedih. Bunda kan ibunya Abang." Saya berusaha menahan airmata. "Kita masih punya waktu Bun, ayo kita pilih tas dan sepatu yang bagus. Abang tau Bunda harus pake baju yang mana." Saya rasa airmata saya sudah menggenang. Tapi saya berusaha untuk tetap tersenyum. "Jadi gini, nanti Bunda pakai tas banyak di kanan kiri. Terus sepatu yang lain dimasukkan dalam tas aja. Biar orang tau kalau Bunda punya banyak tas dan sepatu. Biar orang tau Bunda have money!" Dia mengungkapkan semuanya dengan menggebu2. "Yah masak Bunda pake sekaligus banyak, Bang. Ntar orang2 ketawain Bunda dong." "Oh iya ya.. hmmm.. sebentar Abang pikir dulu. Oh iya!" Dia seperti mendapatkan ide. Lalu dia ambil secarik kertas kosong dan sebuah pena. Dia sibuk sekali menggambar dan menuliskan sesuatu. "Mom, how to spell MAID?" "em-ei-ai-di." "OK. Finished. Mom, keep this in your bag. Kalau ada orang yang masih sangka Bunda pembantu, show this to them." Penasaran banget. Bunda lihat apa isi kertasnya. Ternyata.... (Ya Allah, anakkuuu.. hiks hiks terharu.com) Di kertas putih itu ada gambar Bunda bawa tas, pakai sepatu tinggi, lalu ada Zidan di sampingnya. Ada tulisan : Dan akhirnya airmata saya jatuh juga.
Demam Bola
Memang bukan salah siapa2 kalau anak2 kami ikut2an demam bola. Sekarang ini bener2 tiada hari tanpa megang bola. Dari bangun tidur sampe mau tidur lagi. Itu bola selalu nggak pernah jauh dari pandangan. Gimana nggak, ngeliat Ayahnya rutin ngikutin berita World Cup. Ngeliat Bundanya ngeprint jadwal pertandingan dan taruh di dekat PCnya. Belum lagi minuman dan cemilan yang disiapin untuk nonton pertandingan "sore". Woi.. woi.. jam sembilan malam waktu Singapura. Itu bukan "sore" lagi kan? Tapi gimana dong, untuk lihat yang jam duabelas malam aja mesti minum 2 gelas Coffeemix dulu, apalagi mo nonton yang jam tiga pagi, lebih gak mungkin deh.. Hmmm. Sejak kapan sih Bunda suka bola? Ah nggak suka2 amat sih. Moment2 tertentu aja seperti World Cup ini. Kalau cuma pertandingan biasa sih nggak pernah ngikutin. Beda sama Ayah yang bisa bangun tengah malam untuk nonton pertandingan bola. Wuiiih... Bunda sih nggak deh. Pertama kali ikut bela2in bangun tengah malam waktu lagi hamil Zidan 6 bulan, pas banget ama Euro 2000. Wah bener2, itu pas finale ikutan bangun dan teriak2 heboh gitu. jadi, tau dong kenapa si Abang dikasih nama Zidan. Hehehe. Zinedine Zidane waktu itu emang lagi ngetop2nya kok. Tapi jadi inget juga jaman dulu, jaman Persib lagi jaya2nya. Hahaha. Pokoknya kami sekeluarga (kecuali Papa) bener2 Fans Berat Persib deh. Dulu tiap ada pertandingan antar propinsi, pasti deh kita heboh banget ngikutin setiap pertandingan, dari TV tentunya. Sampe lupa tetangga deh kalau udah teriak2. Hidup Persib euy! Jadi jangan kaget kalau sekarang lagu yang dinyanyikan Zidan dan Syifa sebelum tidur adalah.. "Ole.. ole.. oleee...." Wednesday, June 21, 2006
My little Syifa
Syifa udah makin ceriwis aja. Bener-bener deh. Tiap hari adaaaa aja yang bikin Bunda ketawa sampe bercucuran air mata. Ya ampun, anakku udah bisa diajak ngobrol.
"Bunda masak apa, Bunda?" "Ini Kakak lihat Bunda pegang apa?" Bunda ngeliatin telur rebus yang sedang Bunda kupas. "Oooh... egg." "Yes, you're right! Do you want some?" "No way!" Hihihi. Syifa nggak suka telur rebus. Tapi kalau telur dadar dia doyan banget. "Tewow sama nasi pake kicap, Bundaaa!" Nah itu makanan andalan dia kalau lagi males makan. Pasti tokcer deh kalau dikasih menu itu. Sejak Ummi datang, Zidan tidur sama Ummi di kamarnya. Syifa awal2nya doang suka ikut, tapi tengah malam pasti minta pindah ke kamar Bunda. "Ummi, Kakak mau sama Bunda aja." "Sama Ummi aja di sini." "Nggak mau Ummiiii, Kakak kangen Bunda." Akhirnya dianterin deh sama Ummi ke kamar Bunda. Sambil lari ke pelukan Bunda dia nangis.. "Huhuhu.. Kakak kangen Bundaaa." Hihihi. Kayak udah setahun gak ketemu aja sih Nak... Minggu kemaren Bunda baca di milis kalau PeterPan konser di HardRock Cafe, tapi tiketnya udah sold out dari seminggu sebelumnya. Kebetulan Bunda cerita ini ke Ayah, pas Syifa denger. "Bunda, Kakak mau Bunda..." "Mau apa, Nak?" "Mau Ariel Bunda...." Huaaaaa.. anakku masih segede kacang gini udah tau Ariel. Hahaha. "Iya, ntar kita lihat di TV ya.." "Nggak mau, Kakak mau Ariel." "Atau kita lihat VCDnya?" "Nggaaaak... mau Ariel, mau mau mauuu.." "Emang kenapa kok Kakak mau ketemu Ariel?" "Kakak kan paca Ariel.. kalau Bunda pacana Mister Biin.. (Mr.Bean-red)" *pingsanseketika* Ummi nyahut, "Emang kalau ketemu Ariel, Kakak mau ngapain?" "Mau nanyi, Ada apaaaaaaa denganmuuuu..." Hahaha. So untuk Arielmania dan para sahabat peterpan, kalian punya satu saingan kecil nih, My Little Syifa... Monday, June 19, 2006
Tersanjung.com (bukan judul sinetron)
Blognya Nazmi Yaakub, bukupuisi masuk detikinet, lalu kenapa aku yang dapat japri dari teman2 lama di dunia sastra? Segera meluncur ke detikinet, ternyata oh ternyata....
Sebenarnya malu lho disebut penulis sastra. Karena kontribusi saya terhadap dunia sastra sudah terhenti sejak dua tahun lalu saya mengundurkan diri dari jajaran redaksi di Cybersastra.net. Tersanjung delapan deh rasanya, apalagi disandingkan sama Kak Helvy dan Mas Nanang, senior2ku yang juawwwwuuuuuh di atas aku. Walah, dibahas pula di detikinetcom. Ckckck.. Padahal pena dan tinta emasku sudah berubah jadi wajan dan sutil emas. Hahaha. Doakan, semoga tintaku bisa mengukir kembali, setidaknya di hati seseorang...
My Heart - OST Heart
Nggak jelas kenapa baru sekarang saya suka lagu ini. Padahal udah dengerin dari bulan2 lalu. Udah baca review filmnya di sini. Udah baca juga novelnya yang ditulis ama Ninit. Jujur, adaptasi cerita yang Ninit buat dari skenario yang ada udah bagus kok. Segar dan lancar. Walau saya emang paling gak suka ama sad ending apalagi yang mudah kebaca. Ah, jadi gak pengen nonton filmnya, apalagi kalau gak ada Nirina, presenter 'gila' favorit saya selain Indi Barends dan Indra Bekti. Sayang banget ya, padahal udah didukung soundtrack yang keren. Jadi kalau bukan karena nama Melly Goeslaw, Nirina dan Ninit, saya mungkin nggak akan nulis tentang ini di sini.
Sampai Jumat malam lalu, saya dengar Melly Goeslaw nyanyiin langsung lagu ini, di acara Indonesian Idol - RCTI. Naaaaaaaah... ini dia, baru paaaasssss banget suaranya, jauh lebih enak didenger dibanding suara Acha (Maaf ya Dek..). Dari pertama kali saya tau bahwa ini karyanya Melly, saya cuma berharap bisa dengerin Melly nyanyiin langsung lagu ini, (mudah2an blio baca harapan saya ini, dan mau nyanyiin lagu My Heart ini di album berikutnya). Please deh.. Mel! *wink* Yang belum pernah denger lagunya silakan download di sini, atau lihat video clipnya di sini. (Tengkyu ya Diyah)
MakanSutra: Bali Thai @ WestMall
Ini sebenernya traktiran ultah yang terlambat dari Tante Barbetta (hahaha ampun Cin!). Tapi gak papa terlambat daripada malah terlupakan. Huahaha. Jadi hari Rabu lalu kami ditraktir di BaliThai - West Mall dengan paksa (maksudnya Tante Cindy yang terpaksa! Hahaha) Udah ah, ketawa mulu,.. mending kita langsung makan aja ya.
Bunda pesen Nasi Goreng yang isinya ada telor ceplok ama ayam goreng. Hmmm.. yummy! Tante Mela pesen Nasi Goreng Belacan. Komentarnya : "Cobain deh, rasa terasi." Ya iyalaaaah.. namanya juga nasgor belacan alias terasi. Hihihi. Tante Hany pesen Tahu Telur. Ah jadi inget Tahu Telur di Satay House *winkwink* Rupanya Tante Mela belum pernah ngeliat penampakan Tahu Telur ini lho. Anak2 pesan Soto Ayam, looks yummy. Lalu yang ultah sendiri pesan apa, mmm.. Noodle Set. Menu terpaksa ini dipesan karena Tante Cindy harus ngikut pesanan Dandy. Emang gitu Cin, emak harus ngikut apa kata anak. Hihihi. Kebalik ya? Makannya sih cuma sebentar, tapi ngobrolnya... ampuuuuuuuun deh. Kita bener2 jadi tamu yang paling RAME siang itu. Padahal di seberang sana gerombolannya lebih banyak darikita, kok kita HEBOH banget ya. Begini lah kalau para tukang udah ngumpul. Yang diomongin ya apalagi kalau bukan si-ituh sama si-inih yang ituh dan yang inih. Hihihi. Jangan GR deh, bukan ngomongin dirimuh dan dirinyah kok. Btw, ini postingan tentang MakanSutra atau NgerumpiSutra siih? Thursday, June 15, 2006
Susahnya bilang cinta...
Membaca ceritanya Okke ini serasa membaca cerita diri.
"Ih, kok Ayah banget sih?" Gitu yang terlintas di pikiran Bunda pertama kali. Kalau Dewi Yull pernah nyanyi lagu yang bait awalnya, "Mudahnyaa bilang cintaaa..." Kalau Bunda pasti akan nyanyi sebaliknya. Hahaha. Memang, Ayah dilahirkan di sebuah lingkungan keluarga yang tidak terbiasa mengekspresikan isi hati dengan eksplisit seperti yang terjadi di keluarga Bunda. Sejak kecil kami, anak2nya Ummi dan Kakek, sudah terbiasa melihat orangtua yang saling mengungkapkan kemesraan dengan wajar di depan anak2nya. Entah itu cuma dengan kata2 mesra dan sayang, atau mencium pipi, memeluk mesra, bahkan cuma dengan duduk bersenderan sambil nonton TV. Hal2 itu yang membuat kami mudah mengungkapkan perasaan yang ada di hati. Dalam bentuk apa pun. Salah satunya, puisi2 yang Bunda tulis selama ini. Tidak cuma ungkapan rasa hati terhadap orang lain, tapi juga curhat tentang apapun ke Ummi. Jadi Ummilah yang paling tau kapan anaknya jatuh cinta dan kapan anaknya lagi patah hati. Pokoknya bebas berekspresi lah! Sejak menikah dengan Ayah, perbedaan itu kelihatan jelaaaas sekali. Pada awalnya Bunda selalu 'cerewet' curhat ini itu, apa aja diceritain, yang penting dan yang gak penting. Semua nggak ada yang kelewat. Tapi Ayah cuma jadi pendengar yang baik, itu juga kalau gak ditinggal tidur. Zzzzzzz... Hahaha. Nyebelin kan? Sekarang Bunda udah bisa milih, yang mana yang penting untuk diceritain ke Ayah, yang mana yang nggak perlu. Dan kemudian cari teman yang mau dengerin bagian yang nggak penting itu. Salah satunya ya blog ini. "Tempat sampah" banget kan? Yang nggak akan protes walau dituangin apa aja. Tapi sekarang udah lebih mending daripada dulu. Mending sedikit, maksudnya. Karena Bunda juga sadar kok, gak mungkin bisa merubah orang total dalam waktu yang singkat. Jadi sekarang mah TST aja deh.. Kalau Bunda bilang, "Aku sayang kamu.." Jawabnya, "Sama.." Kalau Bunda tanya, "Kamu sayang aku gak?" Jawabnya, "Kamu?" Kalau Bunda sms, "Ayah, Bunda mau ke sini, sama ini, di sana mau ini, sampe jam segini.. bla bla bla... bli bli bli.." Balasnya, "OK." Kalau Bunda telp ke HPnya, pasti dimatikan langsung. Dengan alasan, Ayah yang akan telfon balik (baca: kalau inget). Masih inget cerita ini kan? Itu emang kejadian nyata. Hihihi. Pusing kan? Awal2 sih lumayan sutris. Sekarang? Tetep. Hahaha. Bunda tau banget Ayah punya cara sendiri untuk mengungkapkan rasa sayangnya. Yang kadang cuma dia sendiri yang tau bentuknya seperti apa. Tapi kan tetep lho, sebagai wanita juga pengen dimanja2 dengan belaian sayang dan kata mesra. Huahahaha. Maksudnya apa nih? *wink wink* Wednesday, June 14, 2006
Binatang menjijikkan..
Semalam Zidan berkata, "Mom, name two animals you hate most." "Mouse and frog!" "Why?" "Don't know why, just hate them!" "OK, I will buy mouse and frog for you." "OK, then I will catch the cockroach for you." "Nooooo.. no waaaaaaay!" Hahahaha. Tapi bener kok, untuk segala bentuk tikus dan kodok, jangankan melihat bentuk aslinya, melihat gambar/fotonya saja Bunda gak akan mau. Hiiiiiiiiiiiiiiiiiii.... (Makanya ini pasang foto Minnie Mouse ama Kermit the Frog aja biar gak jijik, ih tapi ngeliat si Kermit ini tetep aja geli ya... Hiiii..). Pernah, dulu, suatu malam, Bunda kehausan. Pergi ke dapur, tanpa menyalakan lampu. Tau-tau...... "Ciiittt...ciiiiiit...!" "HUAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!" Pasti teriakanku membangunkan seisi rumah. Bunda gak sengaja nginjek tikus kecil yang lagi lewat!!! Yiiaaiiikssss.. sampe sekarang rasanya di telapak kaki masih kerasa itu bulu2 halusnya. Hiiiiiiiiii... Kalau kodok, gak ada cerita aneh, cuma jijik aja ngebayangin kulitnya yang beruntus2 itu. Hiiiiiii... udah ah, gak mau nulis ini lagi. Ayo, yang lagi baca ini, sebutkan binatang yang paling dibenci, yaaaa.... Monday, June 12, 2006
Zidan vs Fruits
Siang ini lagi ngobrolin soal harga buah2an di Singapura sama Ummi, tiba2 teringat akan seorang kawan yang baru tahu bahwa buah nanas bukanlah tumbuh bergelantungan di atas pohon, maka Bunda coba untuk ngetest pengetahuan Zidan tentang buah2an.
Dimulai dari yang paling simple, "Bang, tau apel?" "Tau laaah.. apple kan, ada yang merah ada yang ijo.." "Jeruk?" "Tauuu.. orange, ada yang manis ada yang asem." "Nanas?" "Tau, yang dipakai untuk kue nastar." "Nangka?" "Tauu yang kuning2 kan?" "Belimbing?" "Yang kayak star kan?" "Duren?" "Yaaaah itu kan kesukaan Abang." "Duku?" "Yang kecil2 itu kaaaaan.. bulet2, Abang doyan, tapi bijinya pait." "Anggur?" "Tau, yang banyak di rumah Ummi kan?" "Mangga?" "Tauuu itu juga banyak di rumah Ummi." "Rambutan?" "Tau doong. Yang selalu bikin Abang batuk." "Kelengkeng?" "Tau lah itu kan yang bikin batuk juga." "Pepaya?" "Tau lah. Favorit Kakak Syifa." "Semangka?" "Temennya melon kan?" "Kalau kesemek?" "Kesemek? Hmmmm *gayamikir* kayaknya Abang pernah denger deh.. di mana ya?" "Buah genit, Bang." Ummi nyeletuk. "Heh? Kenapa genit?" "Karena pake bedak." "Siapa yang ngasih bedaknya?" Idih dibahas. Lalu setelah beberapa buah lainnya dikenali dengan sukses, mulai deh.. "Manggis tau gak Bang?" "Tau. Yang ijo kan?" Hahaha. mulaimengarang.com. "Cempedak tau gak?" "Mmm.. yang pink ya?" "Jeruk Bali, tau gak?" "Tauuuu.. yang kecil kan?" Hahahaha. tambahngarang.com "Gohok, Bang?" "Lobi-lobi, Bang?" "Kokosan, Bang?" "Karamunting, Bang?" "Lei, Bang?" Semua cuma dibalas dengan tatapan-polos-melongo dan pertanyaan balik, "Apaan tuh? Ah, ngarang nih Bunda!" Hahaha. Enak aja Bunda dibilang ngarang. Ayo, coba test pengetahuan kalian tentang buah2an di Indonesia... Silakan buka link ini dan ini. (ckckck.. ternyata banyak temennya Abang Zidan.. ayo sana bergaul ama buah2an asli Indonesia at least ke Taman Mekarsari gih!)
Asli bukan promosi..
Gara2 di rumah lagi ketimbun roti...
Mulut cerewet Syifa tinggal disumpel roti... hmmmppphhhh.....!!! Selain Syifa siapa lagi ya yang kena virusnya? Hayo ngaku!
Empat?
Tengkyu utk Hany, Liza, ama Renny yang udah kasih PR bebarengan ke aku.. hihihi Kenapa mesti empat sih, tanggung amat, lima aja sekalian.. hihihi.. Dulu aku sempet suka angka empat lho, karena esemaku di esema negeri empat-empat, hihihi. Tapi selebihnya aku nggak suka angka empat. Lebih seneng ngeliat angka delapan, sembilan ato sepuluh. So, empat apa aja nih yang mesti aku bongkar sekarang? Empat kerjaan? Kelar kuliah cuma sempet kerja di dua tempat, satu di pengadegan, satu lagi di cengkareng. Satu ngurusin rumah dan gedung, yang satu lagi ngurusin pesawat ama kereta api. Gak nyambung kan? Bodo ah. Kerjaan selanjutnya gak cuma empat, tapi banyak, apalagi sekarang, dari nyapu, nyupir, masak, dll, wah banyak deh. Empat tempat tinggal? Lahir di Jakarta, besar di Balikpapan, nikah ke Cincinnati, sekarang di Singapura. Empat film yang udah 100x ditonton? You've got mail, pretty woman, chicken little (punya syifa), spiderman (punya zidan). Empat tv show fave? Infotainment (halah!), Reality Shows, Cooking shows, Cartoon! Empat makanan fave? Nasgor, mie goreng, bakso, siomay, pempek, sate ayam, gule kambing, sop buntut, tongseng, batagor, ketoprak, lontong sayur, gado2, mie ayam, walah walah.. ini empat atau empat belas? empat puluh boleh? :P Empat situs fave? Blog pribadi, blog temen2 deketku, google.com, ama yahoo auction! Hahaha. Empat target berikut? Inta Wawa Astri Ria Selamat menunaikan tugasmu prens... Sunday, June 11, 2006
Do I need any second chance?
Baru mau bobo udah ditimpuk ama Gege, padahal PR dari Hany juga belum selesai dikerjain. Tapi jadi kepikiran nih kalau belum dikelarin satu2. Jadi malam ini disempetin bikin yang satu ini dulu deh.
Second chance? Hmmm.. kalau ngeliat dari kehidupan sekarang sih udah gak pengen yang aneh2 lagi, mau syukur nikmat aja dengan yang udah dicapai sekarang. Soalnya semua itu kan emang karena adanya sebab-akibat juga. Kalau gak melewati masa A gak mungkin bisa sampe ke masa B. Tapiiiiii... kalau emang ada time-tunnel beneran, ada beberapa masa yang pengen aku hapus atau skip atau rubah. Alasannya simple, Biar gak pernah ngerasain diremehin sama orang2 itu. Atau kalau perlu sama sekali gak pernah kenal mereka itu. Karena ternyata untungnya gak ada, ruginya malah banyak.Sudah lupakan. Sekarang mari kita nikmati hidup dengan tenaaaaaaaang dan bahagiaaaaaaaa..... *wink* Oiya, second chance ini langsung kulempar ke Ophi ya... tangkep, Neng! Saturday, June 10, 2006
Episode si Upik Abu
Pasti gak ada yang gak tau cerita tentang si Upik Abu kan? Walau awalnya dia harus bersusah payah, tapi akhirnya jadi orang yang paling bahagia. Ya kurang lebih begitu lah yang Bunda alami sekarang. Jadi Upik Abu dari duo bersaudara Drunella dan Barbetta. Lihat penampakannya, Drunella yang kiri, Barbetta yang kanan.
Yang ini Ibu Tirinya si Upik Abu. Thanks ya Drunella foto si Ibu aku culik ke sini. Mereka bertiga sebenernya cinta berat sama Upik Abu. Tiada hari tanpa Upik Abu deh. Huahaha. Tapi kadang2 suka kejam semena2 getoh. Apalagi kalau udah kepepet. Ya.. gitu deh! Seperti wiken ini, kita mau adain piknik bareng bersama semua rakyat kerajaan tempat Upik Abu tinggal. Mandat dari kerajaan tetangga untuk dibuatkan Donat sudah dilayangkan dari jauh2 hari. Belum lagi kerajaan satu lagi yang ingin mencicipi Roti-roti hangat yang keluar dari tungku si Upik Abu. Masih juga ditambah dengan Barbetta yang ingin dibuatkan Spaghetti Skutel. Dan di detik2 terakhir si Ibu tiri masih menambahkan kekejaman dengan minta disiapkan Risol Mayo dengan segera. Untungnya Drunella masih berbaik hati tidak menuntut macem2 keluar dari dapur si Upik Abu. Hihihi. "Aarrrrggghhh.. tanganku hanya duaaaaaa.."Akhirnya Upik Abu mengeluarkan tongkat saktinya. Dan dalam sekejap, triiing! Semua sudah siap sedia. Roti ayam, roti kelapa, roti sosis (eh yang ini kehabisan di rumah duluan.. hihihi), spaghetti skutel, sama risoles mayo. Siap dipersembahkan ke acara rakyat di kerajaan imut tercinta ini. Semoga laris ya. Kali aja bisa bikin Upik Abu Bakery ngalahin Bread Talk yang sangat disayangkan belum halal di sini. Sampai di sana sudah banyak berkumpul para kawan senasib seperjuangan. Ada tukangsate, tukangmasak, tukanglotek (absen gak bawa lotek ya Teh?), tukangnyicip, hihihi, pokoknya kumplit deh segala pertukangan. Seperti biasa, yang masak rame, makanan numpuk, yang makan heboh, dan yang paling penting 'dagangan' Upik Abu laris maniiiiiiiiiss... Foto2 jepretan karetnya Upik Abu bisa diliat di sini.. Yang ini hasil jepretannya Drunella yang baik hati dan tidak sombong ituh. Monday, June 05, 2006
Pas-photo TerHeboh..
Bermenit2 Bunda habiskan untuk mendapatkan sebuah pose yang pas untuk sebuah pas-photo Syifa. Kalau si banci kamera a.k.a Zidan mah dua kali jepret udah OK. Yang ini... ckckck... berapa puluh gaya dia keluarkan tanpa diminta, gaya yang diminta malah gak dikasih sama sekali.. OMG, masak foto di IC Syifa harus bercentil2 ria seperti foto2 berikut ini? Untung bukan foto di tukang foto beneran, kalau gak, kasian amat pasti si tukang foto itu bakal keringetan sementara orang lain sudah panjang mengantri. Hihihi.
Saturday, June 03, 2006
Today is the day..
Hari yang ditunggu2 sama anak2 akhirnya tiba juga. Dari semalam Zidan sudah berulang2 berjanji,
"Pokoknya Abang mau bangun pagi, mandi, terus siap2 ke Airport jemput Ummi!"Jadi benar, pagi2 tanpa disuruh2 semua sudah sibuk siap2. Mandi, pake baju, sarapan, terus sudah rapi sambil nunggu Bunda. Kita naik MRT ke Changi, turun di Terminal 2, lalu lanjut dengan Skytrain ke Terminal 1, ada beberapa perubahan kecil seperti terminal baru, skytrainnya juga baru, yang bikin Bunda senang ditanamnya beberapa pohon Bunga Matahari di mana2. Cantik banget. Seger. Kebetulan semuanya lagi mekar. Ah, hatiku jadi ikut berbunga2.. Rupanya kami agak kepagian, karena jam 11 udah sampai di terminal 1 sementara pesawat Ummi agak delayed sedikit jadi baru mendarat 12.30, hihihi. Miscom sama tante Neng, padahal Bunda udah tanya, jam 11 mana nih? Kirain jam 11 waktu Singapura ternyata jam 11 waktu Indonesia. Ya sudah, Zidan langsung minta nongkrong di Polar Puffs untuk makan Chicken Pie favoritnya, ih padahal dari rumah sudah sarapan lho. Ckckck. Dari Polar kami nunggu di depan Gate tempat Ummi keluar nanti. Anak2 main ke sana kemari lari2, Ayah tidur di kursi, Bunda ngambil karet untuk ngejepret yang aneh2. Hahaha. Bunda ngeliat artis-tak-dikenal yang baru datang dari HongKong. Kok Bunda tau itu artis? Ya abis, tiba2 orang2 pada ngerumunin dia dan minta foto bareng. Pastinya artis kan? Hahaha. Bunda senggol Ayah, tanya kira2 Ayah tau nggak dia itu siapa, hihihi, Ayah juga nggak tau. Artis lokal kali, gitu komentarnya. Ada yang kenal gak ini siapa? Rambutnya kayak tikus kesturi, berbuntut panjang warna blonde. Huahaha. Akhirnya yang ditunggu2 datang juga.. anak2 excited banget ngeliat Ummi udah kelihatan di dalam. Sambil nunggu Ummi ambil koper mereka udah heboh di depan gate. "I can't wait! I can't wait! Ummiiiii...." Oooow.. finally Ummi datang lagi... Nggak cuma anak2 lho yang seneng, Bunda ikutan seneng.. Hihihi. Foto2 lainnya silakan buka di sini.. Friday, June 02, 2006
Ada piknik di balik arisan
Seperti biasa setiap awal bulan, BukitBatokers bikin arisan. Bedanya sekarang anak2 bisa ikutan semua karena pas lagi liburan. Kebetulan dibuat di lingkungan apt kami, dan acaranya selain piknik bersama juga berenang bareng untuk anak2nya. Wah rencana ini disambut dengan gegap gempita oleh anak2. Sejak pagi Zidan udah nggak sabar nunggu teman2 lainnya datang. Nggak cape2nya dia bolak-balik nungguin Bunda yang lagi buat bolu kukus untuk cemilan di arisan nanti.
"Are you ready, Mom?" "No, honey. Not yet. We're waiting for Tante Wiwid first." "OK, Mom. Abang udah nggak sabar nih!" Jam sepuluh Tante Wiwid datang, terus kita siap2 turun ke bawah. Wah ini bener2 piknik deh. Satu persatu datang semua, Tante Tetit, Tante Mela, Tante Dewi, Tante Dewi Sari, Tante Nia, Tante Ami, cuma Tante Sitta aja yang gak datang. Semua pada bawa makanan macem2. Wuiiiih.. asoy geboyyy... hehehe. Dari buah-buah, minuman, kue2, cemil2an, sampe sate plus ketupat. Cihuy kan? Wah liburan ini kok jadi makan2 terus ya? Ckckck.. lupakan timbangan untuk sementara deh. Selesai acara formalitas arisan, kita semua langsung nyerbu makanannya. Lho, emang tadi belum toh? hihihi. Sementara anak2 langsung heboh ganti baju renang dan ... nyebuuuur... Dari yang kecil2.. Sampe yang udah gede2... Terus yang batita pada ngapain? Wah mereka mah punya acara masing2, dari yang mewarnai, nemplok di ibunya masing2, sampe yang cuek main dengan 'baby' dan strollernya. Seperti anak ini nih... Serius banget dengan 'my baby'nya. Hehehe. Sampe akhirnya gara2 hujan turus dengan derasnya. Semua bubar dan ngumpul di bawah gubuk barbeque. Hihihi. Gelar tiker deh walau basah2... tetep happy sambil nyateeee.... Foto2 lainnya silakan klik di sini.. Thursday, June 01, 2006
Kala Tampines 'diserbu' BukitBatokers
BUKITBATOKERS JUNIOR
Ini three-musketeersnya Bukit Batok. Liat deh, seragamnya aja udah kompak kan? Hehehe. Siap2 menyerbu Tampines bersama rombongan preman senior. Yang paling besar itu anaknya Tukang Kue Bukit Batok kepala gank juniornya. Gayanya dong.. dua juta deh! *wink* Yang tengah itu anaknya Bu Gubernur Bukit Batok, nah kalau yang paling kanan anaknya Preman Westmall Bukit Batok. Emaknya emang preman, tapi anaknya malu2 gituh. Imut lah pastinya. UPETI UNTUK BB-ers Jauh2 ke Tampines (from west to east with love nih) gak mungkin dong kalau gak ada maksud terselubung. Hihihi. Teu ketang. Jadi kita ini dapat undangan resmi dari Gubernur Tampines untuk memperluas persahabatan dan perdamaian dunia. Hahaha. Asaal! Jadi berhubung lagi ada kerjasama antar gubernur (mudah2an bukan konspirasi ya) maka Bu Gubernur minta kami para dayang2nya untuk menemani blio setiap saat. Ternyata kunjungan kenegaraan ini membawa nikmat. Karena baru datang (belum juga duduk) kami sudah dipersilakan menyerbu hidangan yang tersedia. Gusti, ini pesta atau apa? Meni kumplit kieu euy.. Nu sanes tong sirik nyaaaa... Rejeki mah moal patukeur! Hahaha. Setelah perut kenyang baru lah Bu Gubernur memulai pidato eh photo-sessionnya. Sementara kami para dayang2nya sibuk ngegossip sambil menghabiskan apa saja yang layak kunyah. Wuiiiih... bisa pulang gak nih ntar? Berdiri aja udah gak sanggup kayaknya. Sambil nunggu Bu Gubernur nyelesaiin tugas kenegaraan, Bunda juga mencari2 obyek untuk dijepret karet. Pret! Awwww! BUKAN ANAK KAK RHOMA "Kakak mo nanyiiii..." Jeng jeng jeng... "Aku bukan pengemis cintaaaa..." (eh salah.. itu bukan Kak Rhoma.. ganti deh) "Judiiii.... judiii..." (ih kok Judi sih Bun?) Jeng jeng jeng... PUKU-PUKU YANG LUCU Ganti yang lebih girlie deh. Eh nemu sayap puku-puku,... Ayo kita mulai bernyanyi.. "Puku-puku yang lucuuu.." Kok puku-puku sih, Kak? Kupu-kupu... "Oh iya, kakak calah ya? uyang agi deh, .... puku-puku yang lucuuu.." Ih terbalik tetep. Matahari sudah mulai tarik selimut waktu kami bersiap2 pulang kembali ke pangkuan bumi pertiwi Bukit Batok tercinta. Terimakasih Bu Gubernur Tampines. Kami doakan anda sukses menjalankan repelita di Tampines. Sampai jumpa di lain meja makan. Cihuuuy dapet sate telur muda... | ||