About Me

Bunda Zidan & Syifa
Mom with two kids. 32. Tukangjalan. Tukangbelanja. Tukangkue. Tukangroti. Tukangmakan. ;)
YM: inong99
email: inong99@yahoo.com

View my complete profile

Loket Kadeudeuh WSAB
Subscribe with Bloglines

Blog DapurBunda
Blog PuisiBunda

Previous Posts

Archives
Little Break



My Idol 2006


  • Little Chat
    Name :
    Web URL :
    Message :
    :) :( :D :p :(( :)) :x
    Credits
    Design by :


    Community

    Photobucket - Video and Image Hosting

    WSAB

    BlogFam Community

    Indonesian Muslim Blogger

    Blogfam Online Magazine

    Image hosted by Photobucket.com

    Solidaritas untuk anak Indonesia

    IndoSing-Mums


    Powered by Blogger



     Sunday, April 30, 2006 
    It's a looooong weekend.. (1)
    Moving Sale!

    Sejak tinggal di sini, kata S-A-L-E seriiing banget dibaca di mana2. Jangankan di mall2 besar, di pasar dekat rumah saja seriiiing banget bikin SALE untuk barang2 tertentu di hari2 tertentu. Dan sebagai seseorang yang sudah mencap dirinya sebagai shopaholic walau tidak separah Becky Bloomwood atau Miss Hebohnian (bukan nama asli, percaya deh!) tapi untuk barang2 printilan masih OK lah untuk dilirik-lirik. Pssst..

    Dan begitu dengar bisik-bisik tetangga kabar dari kawan, bahwa blio akan segera dapat remisi back for good to Indonesia, kami berbondong-bondong merampok eh mengunjungi rumahnya. Rombongan dari Bukit Batok dengan seragam preman hitam-hitam (meuni geuleuh tos sehati kieu ah!) tiba di TKP beberapa detik sebelum empunya rumah tiba. Walah, semangat pisan!

    Sebenernya, ini sebenernya lho, daku bener2 nggak kepikiran mau ngerampok apa di rumah si Mamee cantik satu ini. Yang kepikiran cuma mainan anak2nya untuk Abang Zidan. Tapi begitu masuk rumah, melihat kenyataan yang sangat tragis, beberapa barang yang bagus2 sudah ada yang punya. Huhuhu. Curaaaang. Banyak yang udah nyolong start dengan teganya. Seperti Madam Teganian yang sudah banyak menempelkan post-it di setiap barang yang juga menjadi idaman para rampokers lainnya. Teganya.. teganyaaa.. teganyaaa...

    Rampoker 1: Gue tek rak buku ini!
    Mamee: Itu sudah punya Ratu (sumpe, bukan nama sebenarnya..)
    Rampoker 2: Ya udah, gue rak buku anak2 ini!
    Mamee: Itu juga punya Ratu..
    Rampoker 3: Gue lampu di sudut itu deh!
    Mamee: Ooops, itu juga udah ditek Ratu..
    Rampoker 1: Printer deh!
    Mamee: Iya, itu juga udah punya dia..
    Rampokers: Kompor? Panci? Cobek? Ini? Itu? Ini? Itu?
    Mamee: Hehehe.. ini silakan liat sendiri daftar barangnya...
    Rampokers : Whaaaat??!! Keset kamar mandi jugaaa? Ratuuuuu...!!
    (serempak mengeluarkan senjata andalan masing2. sambil membayangkan si Madam Teganian sedang terkikik di rumahnya membayangkan keadaan kami di sini...)

    Rampokers: OK, then. Sekarang gini deh, apa yang belum diambil dia? Hihihii.(Pantangmenyerah.com)

    Akhirnya, setelah rebutan sana sini, hihihi, nggak deng, kita rampok yang baik hati dan tidak sombong kok. Rampoker 1 dengan gigih mempertahankan harga penawaran yang bagus untuk mendapatkan sebuah TV besar berikut mejanya, kursi malas, drawer, dan... apalagi, Say? Dan Rampoker 2 langsung menclok di atas karpet besar dan sofa set yang gak boleh lagi diduduki siapapun kecuali dengan sewa S$5 perkali duduk. Dzzziiiiggghhh!


    Lalu Rampoker 3 dapet apa aja nih?? Ehm.. gak banyak sih, tapi coba kita simak pelan-pelan, 1 buah TV kecil, mejanya, drawer, BBQ&steamboat set, tenda bola, berbagai bentuk Pyrex, berbagai loyang kue, tempat tissue roll, parutan, Correlle set (uh, I love it!), keranjang pakaian, tempat telur, toples2, mainan anak2, tempat payung + payungnya, dan beberapa printilan lainnya. Cukup penuh di satu taxi. Horeeeee! Saking senengnya, sampe kaget pas liat jam tau2 udah malem, mana hujan gede, anak2 udah pengen pulang. Saking hebohnya sampe sirup Marjan hasil titipan sebelumnya jadi ketinggalan. Huhuhu. Gimana gak heboh? Ternyata moving sale ini cukup menguras tenaga dan pikiran. Karena kita mesti paheboh2 nawar harga. "Gerombolan Yahudi,.." kata si empunya rumah menghadapi para Rampokers yang datang hari itu. Huahahaha! Asli, seru dan heboh abiiiissssss... Kami pulang dengan senyum kemenangan. Walau ada sedikit tragedi kecemplung (ikut sedih ya, Say..) tapi tetep cihuy ya!

    Mengawali akhir minggu yang panjang dengan senyum manis dan hati senang itu ternyata indaaaaaah sekali....

    Kebetulan minggu ini long wiken untuk kami di sini. Jadi libur sampai hari Senin 1 Mei nanti, sementara di Jakarta, denger2 akan ada May Day. So, hati2 ya untuk handai taulan di sana. Kalau gak penting2 amat, mending di rumah deh. Atau.. ke sini aja yuuuk :)
    posted by  on 2:48 PM  14 comments
     Thursday, April 27, 2006 
    Orchard? Hare geneeeh?
    Kalimat di atas saya kutip dari jargon satu milis yang ditulis seorang kawan baik saya di pulau kecil mungil nan centil ini. Simple tapi cukup membuat saya terkikik geli. Orchard gitu lho. Jadi icon banget buat turis-turis Singapura.

    Ah, saya jadi ingat dulu. Pertama kali menginjakkan kaki di pulau ini, kira-kira dua belas tahun lalu. Ya, tujuan utama kami waktu itu ya cuma shopping di sepanjang Orchard Road. Karena memang cuma itu yang kami tahu. Keluar masuk mall dengan tas jinjing yang kian berat. Kalau tidak salah ingat, kurs rupiah masih sekitar Rp 1600,- per dollar Singapura. Tiket MRT juga masih yang dimasukkan lalu dilubangi begitu kita hendak keluar. Saya masih mengoleksi beberapa tiket MRT model itu. Saat itu juga masih ada Warner Bros Shop di Wisma Atria. As a big fan of Tweety, saya sempat punya foto berdua patung Tweety di depannya. Sayang, toko itu sudah nggak ada lagi sekarang. Pokoknya waktu itu Orchard Road bener2 bikin darah shopaholic saya menggelegak. Dan saya juga punya lho foto sendiri di bawah plang itu. Hahaha!

    Dua tahun kemudian kami sempat kembali lagi untuk sekadar memenuhi koper kami dengan barang-barang yang tertulis di dalam list belanja kami waktu itu. Beberapa hari di sini kami tidak beranjak ke tempat lain selain Orchard Road. Seakan-akan Singapura hanya terdiri dari sederetan mall di sepanjang Orchard Road saja.

    Pertengahan tahun 2000, lucky me, suami saya bertugas di Singapura untuk beberapa waktu. Kebetulan kami tinggal tidak terlalu jauh dari Orchard Road, apalagi apartment tempat kami menetap menyediakan free shuttle yang siap mengantar dan menjemput kami, para tenant, dari mal ke mal setiap hari dari pagi sampai malam. Dari situ saya mulai tahu ada beberapa mal besar selain di daerah Orchard Road. Tapi tetap saja itu mal-mal tujuan para turis. Seperti Great World City, Suntec Mal, de el el. Jadi hampir setiap pagi, selepas suami saya berangkat ke kantor, saya bersama teman senasib mulai mengukur jalan, kadang turun di halte pertama dan menunggu jemputan di halte terakhir. Dengan perut gendut (Zidan masih di dalam perut) saya masih sanggup berjalan dari Tanglin Mall ke Plaza Singapura. Kalau dibayangkan sekarang, Oh noo.. Udah gila kali yeee? Itu kan dulu, enam tahun lalu. Sekarang udah nggak sanggup deh ih, udah dua kali turun mesin lho. Hihihi.

    Waktu itu saya juga sudah mulai belajar belanja untuk keperluan sehari-hari. Karena di bawah apartment kami ada Eaton Minimarket, jadi nggak bingung-bingung deh kalau perlu sesuatu yang mendadak. Dari sayur sampai daging semua lengkap di sana. Kalau kurang ini-itu biasanya saya lari ke Cold Storage di Great World City, mal terdekat dari apartment. Ah, semua selalu beres dan mudah waktu itu. Apalagi ada Kakak Azizah, housekeeper kami yang baik. Yang sangat sayang pada saya, sibuk menanyakan semua kebutuhan saya sehari-hari, pada beliau kadang saya suka menitipbelikan pisang tanduk sampai hati bahkan ekor sapi. Betapa baiknya beliau, di mana ya sekarang?

    Siapa sangka lima tahun kemudian, saya berkesempatan untuk kembali menemani suami saya mengais nafkah di pulau aman tentram dan damai ini lagi. Walau sekarang sudah berubah status menjadi ibu beranak dua. Ya ampun, cepat sekali waktu berlalu. Sekarang kami tinggal jauh dari Orchard Road. Harus melewati delapan belas stasiun MRT kalau lewat jalur merah. Dan beberapa stasiun lebih cepat kalau lewat jalur hijau. Atau mengeluarkan uang sekitar S$13 kalau dikejar waktu dan memilih untuk naik taxi. Ada sebuah mal cukup lengkap di dekat tempat tinggal kami, dan dua buah wet market idaman di kiri dan kanan, juga teman-teman dekat yang menyebar di radius yang tidak terlalu jauh dari rumah. Kalau mau jalan menyusuri beberapa stasiun MRT ke arah utara, barat, atau selatan, banyak mal-mal kecil bahkan tempat perbelanjaan yang wajib untuk dikunjungi dan dijamin bukan tempat nongkrongnya para turis. Dengan harga yang masih rasional. Bukan harga turis, katanya.

    Ada beberapa potongan obrolan tentang Orchard yang masih saya ingat, dan mungkin harus saya tulis di sini. Beberapa di antaranya..

    "Orchard road, haa? It's just for tourists laaa... So many expensive things. Not OK for me, laa." kata Uncle taxi-driver kami suatu hari. Kami cuma senyum-senyum menanggapinya.
    "Tinggal di Singapur ya? Di mana?" tanya seorang kawan saya suatu pagi lewat jendela Y!M.
    "Bukit Batok, tau gak?"
    "Oh, gak tau. Belah mananya Orchard?" balasnya polos.
    "Rumah lo jauh dari Orchard?" tanya kawan saya lainnya.
    "Mayyaan.."
    "Gak elit dong."
    "Hihihi. Penting, ya?"

    "Rumah saya di daerah Orchard, kamu di mana?" kata Ibu-Pejabat-Wannabe di Bandara tempo hari.
    "Di Bukit Batok, Bu."
    "Ooh, jauh itu. Di ujung dunia."
    Hahaha. Ternyata Ibu itu tau juga ya tentang ujung dunia.


    Begitulah. Betapa Orchard Road masih jadi patokan para turis, termasuk teman-teman saya di Indonesia. Bahkan untuk mempermudah mereka, kadang saya harus mengalah mengatur jadwal pertemuan di sekitar Orchard Road. Walau saya juga cukup sukses menggiring beberapa orang teman untuk bertemu di West Mall, mal kebanggaan kami warga Bukit Batok dan sekitarnya. Hehehe. Bener deh kata lo Mel, "Orchard? Hare geneeh?"
    posted by  on 9:29 PM  24 comments
     Wednesday, April 26, 2006 
    Mari belajar 'membaca'
    Sebenarnya virus-males-nulisus-blogus sedang menjangkiti saya juga. Tidak cuma dia, kamu, dan dia. Tapi juga saya. Bukan, bukan karena nggak ada yang bisa ditulis. Justru karena terlalu banyak dan cukup menjejali otak dan pikiran saya. Hingga untuk dikeluarkan dalam bentuk tulisan pun lumayan bisa bikin ribut karena mereka berebut. Atau mari beramai-ramai kita salahkan PMS. Bukan, bukan Peggy Melati Sukma. Tapi kata teman saya ini Permanent Menstruasi Syndrome. Haha! Jadi saya putuskan untuk tidak menulis tapi membaca.

    Menyebut kata membaca tiba-tiba sekelebat bayangan datang dan hinggap di salah satu saraf di otak saya. Menutup semua pikiran yang lain. Dan memaksakan kehendaknya supaya saya cuma berpikir tentang dia. Entah tentang apa. Katanya, tentang dia.

    Lalu mata saya menemukan sebuah puisi ini di dalam sebuah arsip lama. Sebuah puisi yang juga sudah lama. Aslinya karangan Pablo Neruda, ditulis bukan dalam bahasa Indonesia. Tapi Abang saya yang baik (Hallo Bang Saut!) sempat menerjemahkannya ke dalam bahasa yang bisa lebih saya mengerti dan membuat saya menangis waktu membacanya. Bukan, saya bukan hanya membacanya. Tapi saya ikut merasa. Mengikuti kata demi kata. Menyeka setiap tetes air mata yang mengalir di dalamnya. Tapi itu dulu, pikir saya. Hampir sembilan tahun yang lalu.

    Sungguh saya tidak pernah menduga. Bahwa airmata saya masih bisa menetes ketika saya kembali "membaca" puisi ini. Entah apa atau siapa yang ada di bayangan saya waktu saya mencoba menyimaknya kembali kata per kata. Yang pasti, saya kembali terbawa di dalamnya. Dan saya cuma ingin berbagi kepada orang yang memang bisa membaca-bukan-hanya-membaca puisi ini. Mungkin kamu. Atau dia. Mari kita sama-sama belajar 'membaca'.


    Kalau kau lupakan aku
    (by Pablo Neruda)

    Aku mau kau tahu
    satu hal.

    Kau tahu bagaimana rasanya:
    kalau aku memandang
    bulan kristal, di ranting merah
    musim gugur yang bergerak lambat di jendelaku,
    kalau aku sentuh
    di dekat perapian abu lembut
    atau
    tubuh keriput kayu,
    semuanya membawaku padamu,
    seolah semua yang ada,
    aroma, cahaya, logam,
    adalah kapal kapal kecil
    yang berlayar
    menuju pulau pulaumu yang menungguku itu.

    Jadi, sekarang,
    kalau sedikit demi sedikit kau berhenti mencintaiku
    aku akan berhenti mencintaimu
    sedikit demi sedikit.

    Kalau tiba tiba
    kau melupakanku
    jangan cari aku,
    karena aku pasti sudah akan melupakanmu.

    Kalau kau pikir panjang dan gila
    angin panji panji
    yang berlalu dalam hidupku,
    dan kau putuskan
    untuk meninggalkanku di pantai hati
    di mana akarku berada,
    ingatlah
    hari itu juga,
    jam itu juga,
    aku akan melepaskan tanganku
    dan akarku akan berlayar
    mencari negeri baru.

    Tapi
    kalau setiap hari,
    setiap jam,
    kau rasa kau memang ditakdirkan
    untukku
    dengan kelembutan yang tak terkira,

    kalau setiap hari
    sebuah bunga naik ke bibirmu mencariku,
    ah sayangku, kekasihku,
    dalam diriku
    semua api itu akan terbalas,
    dalam diriku tak ada yang akan padam atau
    terlupakan,


    cintaku hidup dari cintamu, kekasihku,
    dan selama kau hidup
    cintaku akan terus dalam rangkulanmu
    tanpa meninggalkanmu



    Apalagi kalau sambil dengar lagu ini.. hiks!

    posted by  on 9:07 PM  10 comments
     Sunday, April 23, 2006 
    Si Madam Nokiyah Merah
    Percaya nggak kalau sebagian isi hidup kita ada di dalam HP? Betapa HP bisa mengontrol kehidupan kita. Mungkin sebagian dari kalian spontan menyatakan tidak. Tapi percayalah (pliiz..) Bunda sudah mengalaminya sendiri. Dan rasanya? Yiiiaaaiiiksss... teramat sangat tragis dan menyedihkan (dalam arti sesungguhnya!). Begini ceritanya..

    Sabtu, 22 April 2006.

    08.00 am

    (suara hiruk-pikuk rutinitas pagi di dalam rumah)
    Ayah bersiap2 berangkat kantor (Sabtu gitu lho! Hiks), Bunda menjerang air di teko untuk secangkir dua cangkir kopi krim panas di pagi hari, Zidan nonton film Power Rangers, Syifa sarapan roti dengan selai coklat. Sempat SMS Tante Tia untuk ketemuan di Orchard siang nanti.

    "Ayah, pulang sore. Acara Bunda apa hari ini?"
    "Bunda mau ketemu Tia di Orchard. Mau beliin mixer pesanan Nana. Biar sekalian Tia bawa ke aptnya."
    "OK. Hati2 ya."
    "Siip.."

    Ayah berangkat kerja. Bunda menyelesaikan pekerjaan pagi. Anak2 masih sibuk di depan TV. Tapi mereka sudah siap semua.
    "Bundaaa.. mandiiiii...cepeeeet..." Syifa sekarang udah bisa 'merintah' Bundanya untuk mandi lho. Apalagi kalau dia tau kami akan pergi. Setengah terbirit2 Bunda menuruti perintahnya sebelum terdengar teriakan kedua.

    10.00 am

    Bunda mampir di Pasar Gombak sebentar untuk beli ketupat pantyliner pesanan Bimoli Tante Molly. Langsung menuju MRT Bt. Gombak. Liat jam masih jam 10.30. Hmm, sempet mampir ke Poon Huat Sembawang dulu, baru dari situ ke Orchard. Ah sms Tante Tia dulu deh, biar dia siap2 juga... Mmm.. mana sih Si Madam Nokiyah Merah, HP Bunda yang paling setia itu? Bunda ngubek2 isi tas,.. semua ada.. dompet, kacamata, dompet koin, uuuuh mana siiih.. cari di bagian depan, gak ada.. di belakang tas, gak ada juga.. Duuh! Ke mana ya? Jangan ketinggalan dooong, pliiiz... OK, OK, jangan panik. Pelan-pelan. Yakin di tas Bunda gak ada, coba cari di tas Syifa. Susu, pampers, baju, celana, aaah.. gak ada juga. Tas Zidan, baju, celana.. ezlink.. duh, beneran.. K-E-T-I-N-G-G-A-L-A-N!

    Balik lagi? Aduuuh.. males banget deh. Udah sampe sini gitu lho. Bawa anak2 pula. Repoooooot. Maju terus? Nekad? Hmmm.. Bismillah deh. Ntar sampe di Sembawang tinggal telpon Ayah untuk telpon Tante Tia. Lalu Bunda naik kereta sambil sesekali menyesali diri kenapa bisa sampe lupa bawa HP. Suatu hal yang belum pernah terjadi. Sambil mikir, betapa sebagian hidup Bunda tergantung HP itu. Kok bisa? Ya iyalaaah.. coba deh. Di Singapura ini, nomer telpon yang Bunda hafal... iya h-a-f-a-l luar kepala cuma nomer telpon rumah sama nomer HP Ayah. Selainnya? Sama sekali nggak! Tante Wiwid yang hampir tiap hari smsan atau ngobrol di telpon juga gak pernah Bunda hafalin nomernya. Tante Hany? Tante Mela? Oh nooo.. sekian banyak teman2ku di sini, gak ada satu pun yang Bunda inget nomer telpon rumah atau HPnya. Semua memory ada di HP itu. Bahkan alamat pun kadang Bunda tulis atau simpan di messagenya. Mau telpon siapa aja tinggal pencet2 atau ketik2 namanya, kan? Jadi untuk apa dihafal2? Tragis banget kan? Sekarang baru sadar. Coba kalau ada apa2 gimana? Wuiiih ... menyeramkan!

    10.30 am

    Sampai di MRT Sembawang, langsung cari koin untuk telpon Ayah. Baru ngeh, hampir setahun tinggal di Singapura, baru kali ini make telpon umum untuk ngehubungin seseorang. Dan baru tau kalau kita cukup pake koin 10 cents, karena kalau kita masukin $1 atau 50 cents, gak akan dikembaliin walau kita cuma pakai sebentar. Hihihi.. stupid banget deh ih. Gak lama sudah tersambung ke nomer Ayah. Ngomong singkat tapi harus jelas.

    "Ayah? HP Bunda ketinggalan di rumah. Padahal Bunda udah janjian sama Tia mo ketemuan di Orchard siang ini. Tapi tadi Bunda sempat sms ke dia untuk nunggu kabar dari Bunda jam berapa ketemuannya. Jadi Ayah tolong sms atau telpon Tia, bilang Bunda tunggu dia di taxi stand depan Lucky Plaza jam 12 teng! OK?"

    Sip. Untung Ayah masih punya nomer HP Tante Tia. Jadi so far masalah bisa diatasi. Bunda masuk ke Poon Huat untuk belanja bahan2 kue pesanan Tante Coni. Gak sampe 30 menit kemudian, kami semua udah di MRT menuju Orchard.

    11.20 am

    Mixer titipan Tante Nana sudah dibayar. Bunda titip ke kasirnya untuk disimpan di sana sampai Tante Tia datang untuk ambil mixer itu. Jadi Bunda gak perlu berat2 bawa ke rumah. Sepuluh kilo, Bo! Berhubung Zidan udah menyanyikan lagu kelaparan dengan nada-nada sangat sumbang, jadi Bunda putuskan untuk langsung ke Kantin Aneka 2 di lt.6, sekalian beli Ayam Pop yang ada di sana. Nggak sampe 10 menit, Zidan sudah duduk di depan semangkuk Bakso-Malang-Wannabe dan segelas dingin Lipton Tea. Di plastik kresek putih sudah ada tiga porsi Ayam Pop lengkap dengan sambel dan sayur daun singkongnya. Looks yummy, so far.


    11.55 am

    Kita udah berdiri di depan taxi stand Lucky Plaza. Kok gak ada tanda-tanda keberadaan Tante Tia di sana ya? Mata Bunda muter-muter ke sana ke mari. Mencari sosok blio. Ih, kok gak ada ya? Masih di jalan kali ya? Eh, itu ada telpon umum. Untung masih punya beberapa koin 10 cents. Coba telpon Ayah lagi deh.

    "Ayah, tadi udah telpon Tia kan?"
    "Naaah itu dia.. HPnya gak aktif. Ditelfon mailbox terus. Di SMS juga pending. Jadi gimana?"
    *pingsan sekejap*
    "Waduh, gimana ya? Dia pasti pake nomer Starhubnya yang baru. Ayah cuma punya nomer Matrixnya ya? Duh, ini mixer udah Bunda beli. Apa harus Bunda bawa pulang?"
    "Suruh kirim ke apt Tia aja, Bun. Ayah masih ada catetan alamatnya."
    "Tapi mereka gak bisa anter hari ini. Besok juga libur deliverynya. Jadi paling hari Senin. Riskan banget. Tia kan udah mau pulang. Coba Ayah telfon informasi untuk cari nomer telpon aptnya Tia, pake alamatnya aja. Bunda telfon Ayah lima menit lagi ya.."

    Zidan kelihatan bingung ngeliat Bundanya bingung. Duh, matanya itu lho. Hehehe.
    "Are you OK, Mom?"
    "Hmm.. it's fine. I'm OK, Honey."

    lima menit kemudian..

    "Gimana Yah?"
    "Gak dikasih, katanya it's confidential."
    "Hmmm.. coba Ayah cari dia di Y!M, idnya.. tia*****ko@yahoo.com. Bunda telfon Ayah lima menit lagi ya..."

    gak sampe lima menit kemudian..

    "Gimana Yah?"
    "Gak bisa Bun. Gak ada respon. Gak online, kayaknya."
    *kaku seketika*
    "Ya udah lah, mau gimana lagi, terpaksa mixer ini Bunda bawa. OK deh, Bunda pulang aja sekarang."
    "Ya udah, hati2 ya."
    Klik.

    "Kita pulang Bun?"
    "Ya, kita pulang sekarang."
    "Gak jadi beli mainan Abang dong...?"
    "Hmmm.. next week ya Sayang. Mainannya gak ke mana2 kan?"
    "OK, Mom..."
    Duh, maafkan Bunda ya Sayang. Ini semua di luar rencana kita semula.

    empat puluh lima menit kemudian...

    "Ayah, Bunda udah di rumah."
    "Iya, Tia barusan sms Ayah. Rupanya dia pake nomer Singapur. Jadi Matrixnya emang gak aktif. Ayah udah telfon dia kasih tau kejadiannya tadi. Coba Bunda telfon dia lagi."
    "OK.."

    Pencet nomer telfon Tante Tia...82069xxx..

    "Tiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..... Huhuhu..."
    .............
    .............
    .............
    .............
    "Ya ampuun! Pantesaaan! Ya udah lah Teh. Kita janjian besok aja."
    "OK deh, besok jam sebelas di MRT Jurong East ya."
    "OK... daaag."
    Klik.

    SMS ke nomer Tante Nana... +62816480xxxx
    "Nanaaaaa... bla bla bla..."

    Ah, bener-bener.. Mulai hari ini Bunda mau bikin catatan nomer telfon di buku kecil. Kembali lagi kayak jaman dulu. Jaman SMA. Buku telfon kecil. Isinya nomer-nomer penting. Simpan di dalam tas. Ugh! Ya sudah lah, mari nikmati ayam pop yang sudah setengah dingin, dengan sambal hijau yang tidak terlalu pedas, dan sayur daun singkong yang sedikit asin. Ugh!


    "Bun..." Zidan mendekat, duduk di samping Bunda.
    "Hmmm...?"
    "Besok-besok jangan ketinggalan lagi HPnya ya..."
    "Hehehe. Iyaaaaa.... Maafin Bunda yaa..."
    posted by  on 8:56 PM  20 comments
     Saturday, April 22, 2006 
    Malem Minggu nih...
    "Neng ... jalan-jalan yuuukk..
    kemana kek,
    nonton pelem kek,
    makan bakso kek,
    nyang penting kita jalan deh yuk..
    bosen nih di rumah mulu.."

    "iye deh, Bang.. tapi gak mo jalan kaki lo yeee.."





    catatan:

    foto diperagakan oleh model amatir : Syifa dan Adam, kalo ada kesamaan ataw kecemburuan yang terjadi akibat foto ini, sumpe deh, di luar tanggung jawab penerbit.

    ps: untuk Buna dan Haifa, jangan cemburu yaaa, ini kan cuma model peraga akan kerinduan kencan malam Minggu.. hehehe.. sebenernya yang pengen kencan nih emaknya kayaknya.. hahahaha..
    posted by  on 5:51 PM  17 comments
     Friday, April 21, 2006 
    Ibu Kartini di mata Zidan.
    Ibu kita Kartini..
    Putri sejati
    Putri Indonesia
    Harum namanya..

    Kalo denger atau baca tentang Hari Kartini apa sih yang kebayang duluan? Kalau Bunda sih langsung inget jaman2 SD, SMP dulu, lomba kebaya Kartini, lomba masak, lomba apa lah yang standar-standar gitu deh. Pernah kok dipaksa ikut lomba pake kebaya a la Kartini waktu SMP kelas 1, padahal rambutku waktu itu cepak youngen gitu (oops, masih ada gak sih gaya ini?) asli gak mungkin banget kan, akhirnya cuma nemplok doang tuh konde. Untung gak menang! Kalo menang kan kasian Bu Kartini. Masak disandingi sama cewek tomboy begitu. Yaela, gak mecing abis!


    Setelah SMA apalagi pas kuliah, keknya udah gak pernah lagi ikut2 acara Kartinian. Tapi masih sering liat iring2an anak2 TK karnaval pake aneka baju daerah. Identik banget gak sih, pada pake baju itu kan kalau gak Hari Kartini ya pas 17-an. Ya kan? Hayo siapa yang dari TK udah sering ikut2 karnaval pake baju daerah? Hehehe.
    Eh, tiba-tiba jadi mikir nih, di sini ada gak ya sosok perempuan kebanggaan nasional seterkenal Ibu Kartini? Kalau ada, siapa ya namanya? Rasnya apa? Ah, aku mesti banyak tanya nih sama ibu2 yang udah lebih lama tinggal di sini.

    Ketik-ketik soal Ibu Kartini, wajib gak sih 'ngenalin' blio ke Zidan dan Syifa? Ya pasti banyak yang bilang wajib, tapi apa alasannya? Supaya tetap harum namanya? Supaya sejarah nggak pudar? Lah di negara kita sejarah bisa 'diciptakan' bukan? Apa yang terjadi sesungguhnya bisa diputar balikkan, bukan? Inget gak kita pernah belajar PSPB.. Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa. OMG! Bete banget kalau mesti inget itu. Mesti hafalin tanggal dan tahun tentang ini dan itu. Yang sekarang, boro-boro kepake, keinget aja nggak.

    Sejarah itu kan penting, Bun! Iya.. iya.. bener. Tapi sejarah yang otentik dan didukung bukti dan saksi yang jelas. Ah sutralah, kok jadi ngomongin sejarah, ntar dibaca sama Pak Sugianto, guru Sejarahku waktu kelas I di SMPN 2, Balikpapan, jadi malu, karena nilai sejarahku gak pernah kurang dari angka sembilan. Wayau! Katanya gak suka, kok dapet bagus terus? Tergantung gurunya dong, karena begitu kelas II SMP, gak pernah dapet sembilan lagi kok sejak yang ngajar itu bener2 udah 'bersejarah' banget. Hihihi. Dosa gak sih ngomongin guru? Maafin ya Bu.... keceplosan barusan.

    Kembali ke soal Zidan dan Syifa, agak2 takut juga sih kalau nasionalisme mereka jadi tipis sejak pindah ke sini. Soalnya kalau disebut kata Jakarta, pikiran Zidan cuma ke Pasar Prumpung di daerah Pedati, ByPass, tempat jual mainan yang murah2 itu lho. Gawat banget kan! Apalagi Syifa, yang bisa dibilang belum ngerti macem2. Apa aja yang dicekokin ke otaknya ya itu yang diinget.

    Berhubung tahun ini Bunda jadi juri di Lomba Masak Virtual II dalam rangka Hari Kartini yang diselenggarain sama Blogfam, jadi dari kemaren Bunda lumayan sibuk nyatetin dan datang2in blog para peserta untuk ngecek banner, de el el. Lombanya pas tanggal 21 April 2006. Jadi lagi sering2nya manteng di depan PC, sambil main sama anak2 juga, dan ngurusin kerjaan rumah, tetep.


    "Itu foto siapa, Bun?"
    "Ini? Ini Ibu Kartini, Bang.." jelas Bunda kalem sambil ngedit foto Ibu Kartini di komputer.
    "Oooh, ibunya temen Bunda ya?" tanyanya polos.
    Gubrak!


    ps: doakan aku sukses jadi juri yang amanah ya... no KKN getoh!


    semua foto2 hasil googling.
    posted by  on 10:37 AM  10 comments
     Thursday, April 20, 2006 
    Serupa tapi (pasti) tak sama
    Kemaren Tante Misa nanya apa Bunda bikin blog lain lagi untuk anak2 selain blog ini.. Bunda bilang nggak, cuma ini aja, kalaupun ada ya blognya dapur ama MP.
    Terus Tante Misa cerita, kalau ada blog lain di blogspot yang pake nama zidan syifa cuma bedanya dia di tengahnya dipakein titik.
    Jadi begini :

    http://zidan.syifa.blogspot.com


    Wow! What a coincidence! Jadi pengen kenal sama orangtua yang punya anak Zidan dan Syifa juga. Selama ini cuma taunya Tante Irma yang punya Syifa juga, atau Tante Ida yang punya Zidan juga. Kalau yang punya blog di atas itu pas baca di sini, kenalan dong.. ;)
    posted by  on 8:22 AM  12 comments
     Sunday, April 16, 2006 
    Celoteh Dua Anak Manusia.. (apa seeeh?)
    klik supaya lebih jelasGaring dan Basi gak sih judulnya? Hahaha. (Btw, Blog Garing dan Basi masih ada gak ya?) Jadi ceritanya gini nih. Sejak pulkam akhir Maret lalu, Syifa semakin cerewet sajah. Bukan, bukan turun dari Bundanya (larak-lirik mode on) apalagi dari Ayahnya. (Sutralah gak usah dibahas soal gen yang bermutasi atau turun menurun itu yah.) Tapi pokoknya asli dia itu jadi cerewet dalam arti perbendaharaan katanya tambah banyak. Dan sudah bisa ngobrol dalam arti sebenarnya. Yang mana tadinya cuma Bunda yang bisa mengerti (walau kadang menebak2 buah manggis tea) arah dan isi pembicaraannya, sekarang Ayah juga sudah mulai mengerti. Kemajuan pesat bukan?

    Awalnya kaget juga, karena sekarang dia sudah bisa ngomong dengan jelas lebih dari sepuluh kata dalam satu kalimat. Tapi lama-lama hal2 itu malah Bunda tunggu2. Kadang Bunda pancing2 dia terus untuk bercerita lebih panjang, lebih lama. Wuiih asyik bener, baru kerasa ada dua cewek di rumah ini. Eh sebenernya nggak juga deng, karena Zidan cerewetnya ngalah2in cewek2 yang lain lho. Hihihi.

    Waktu Bunda lagi buat kue pesanan orang, dia pasti komentar,
    "Bikin apa Bunda? Kue apa Bunda? Untuk ciyapa Bunda? Untuk owang ya? Kakak minta boyeh ya? Boyeh kan?" Tuh, panjang kan pertanyaannya.

    Suatu hari, Syifa merasa dia nggak setuju dengan daster pilihan Bunda yang dipakaikan malam itu. Tanpa diduga-duga dia protes sepihak,
    "Kakak nggak mau baju ini, Bunda."
    "Lho, kenapa? Itu kan bagus, Kak?"
    "Ah, udah baci. Kakak mau tobeyi kokeik (baca: strawberry shortcake) aja!"

    Coba ya itu, masak baju ada istilah basi? Mungkin kalau udah teenager nanti dia akan bilang,
    "Ih Bunda basi banget deh.." Hahaha.

    Hal2 yang Bunda catat sebagai 'berita baru' adalah beberapa sound dan kata yang sekarang begitu jelas diucapkan Syifa. Misalnya, gini..
    "Bundaaaaaaa... Kakak mau makan dooongggg...!" atau,
    "Abaaaannngggg..... Abannngggg Zidannnnn.."
    Dengan penekanan yang dalam pada setiap akhiran ng dan akhiran n. Lucu kedengerannya. Tapi dia mah biasa aja gituh. No expression.

    Lalu ditambah lagi perbendaharaan lagu, kalau cuma Peter Pan doang sih, dia udah jago bener. Luar kepala gitu lho. Gak heran deh, kalau sambil mandi lagu yang dia nyanyiin adalah, "Kaw ancukan hakiku, ancukan wagi, kaw ancukan hakikuuuuu..." atau "Aku menyunggumuuuu..." atau "Ada apa dengangmuuuu..." tapi sekarang tiba2 ganti jadi, "Aku, diyimuu, diyinyaaa... " Wah kok jadi ganti ke Kahitna, Kak? Hihihi. Ntar Bunda kasih tau Oom Yovie ya, fans Kahitna udah regenerasi.

    Nah, rumah Bunda baru kerasa sepiiii (asli sepi!) kalau dua anak itu bobo siang. Kadang Bunda suka celingak celinguk teu puguh, walau banyak yang bisa dikerjain, tetep aja rasanya sepi bener. Walau Y!M Bunda tetap nyala, Album Soulmate-nya Kahitna juga terus 'bernyanyi', tapi beda aja, nggak ada yang bisa ngalahin celotehnya anak dua itu.

    Bahkan, Zidan aja bisa ngerasain sepinya rumah kalau pas dia gak bobo (atau udah bangun duluan) sementara Syifa masih bobo. Sementara untuk godain atau kilikitik Syifa supaya bangun adalah the big no no kata Bunda. Hehehe. Sampai suatu siang, Zidan udah desperado banget, dan mengeluh sambil hopeless mode on.

    "Bundaaa.. oh nooo.. Abang gak punya temen niiiiih.....!"
    "Ya udah, Abang main aja sama power rangers ya.."
    "Nggak mauuuu.. Abang butuh teman hiduuuuuuuuuuuuppp...!"
    Huahuhahahahaha. Asli Bunda sama Ayah ketawa waktu denger itu. Kalau orang lain yang gak tau juntrungannya denger kata2 itu, kan lucu banget. Anak 5 tahun kok udah minta teman hidup. Padahal yang dia maksud itu adalah teman yang hidup, seperti Syifa, bisa diajak berantem, diajak bermain, bukan seperti boneka2 rangers yang dia punya segerobak di kamarnya itu.

    Dan, nggak perduli ngeliat orangtuanya yang masih cekikikan nggak abis2, Zidan tetap keukeuh pada keinginannya semula,
    "Abang butuh teman hiduuuup, Buuuun!"
    posted by  on 8:43 PM  19 comments
     Friday, April 14, 2006 
    Last day..
    Minggu, 2 April 2006

    Akhirnya.. setelah semua acara kelar. Walau masih kerasa banget capenya. Tapi kami harus pulang. Pulang? Atau pergi? Hmmm.. untuk sekarang ini, kami pake istilah pulang. Karena sekarang rumah kami ya di sana itu. Di pulau kecil, mungil, tapi aman, nyaman, dan penuh dengan kasih sayang dari teman2 terdekat. I miss them.. :)

    Setelah packing barang2, kami diajak sama Oom Agus untuk makan siang bareng2. Sekalian last minute shopping, ceritanya. Supaya gak terlalu jauh, dan kebetulan tujuan Ayah mau beliin DVD pesanan temannya, jadi kami pilih ITC Kuningan buat jalan2 siang itu.



    Gak kerasa waktu cepeet banget berputar. Kami sudah harus pulang ke rumah kalau gak mau ketinggalan pesawat. Sampai di rumah, Ummi sudah siapkan semua ransum dan perbekalan untuk kami di sana. Nenek dan Kakek Priuk juga sudah datang untuk mengantar kami. Wah, sedihnyaa... rasanya belum cukup menghabiskan waktu dengan keluarga, tahu-tahu sudah harus kembali lagi.

    Ooops.. ternyata banyak juga makanan yang harus kami bawa. Tiga koper yang kami bawa sebelumnya sudah penuh sesak sampai tidak bisa bernafas tampaknya. O-oow, sepertinya kami harus menambah 'anak' untuk koper-koper itu. Dan... oh no.. harus sampai beranak tiga?? Ckckck.. Gimana kalau overweight? Berapa $$$ musti dibayar? Sms ke Tante Hany, make sure berapa kg yang dijatahin per orangnya utk SQ. Ternyata bener, 20 kg saja! Oh, no.. karena Bunda yakin bawaan ini semua total sudah lebih dari 100 kg!! Ya sudah, kesimpulannya pasrah.com saja lah.

    Ummi dan Kakek, juga Tante Neng antar kami sampe ke airport. Gak lupa bersay goodbye dengan semua sanak saudara yang masih ada di rumah Ummi, plus sedikit airmata tentunya. Rasanya Bunda pengen teriak, "Aaaaaaarrrrgggh.... masih kuraaaaaaang... " Seandainya bisa extend seminggu. Huhuhu.

    Sampai di airport, kami dapet surprise dari mas2 penjaga meja check-in. "Untuk malam ini, kami kasih 30 kg seorang Bu,.." Tralala Trilili! Seneng banget!! Kan jadinya gak perlu bayar overweight-fee. Horeee.. Tapi itu cuma kebahagiaan sekejap. Begitu terbayang Ummi dan Kakek, Bunda jadi sedih lagi. Sambil jalan menuju pesawat, sayup-sayup terdengar suara Syifa bernyanyi..



    "Haaanya cekejap caja ku akan kembayi yagiiii... Acalkan engkau tetaap menantiiiii..."
    posted by  on 3:46 PM  8 comments
     Tuesday, April 11, 2006 
    The 'April Mop' Party
    Sabtu, 1 April 2006

    Adzan Subuh belum juga berkumandang, tapi riuh rendah di dapur Ummi sudah terdengar sejak tadi. Ya, ini akan menjadi hari yang sangat melelahkan. Semua sibuk dengan tugasnya masing2. Check list di depan mata, mencoret hal-hal yang sudah dikerjakan dengan sempurna.

    Tugas terakhir Bunda dan Tante Neng adalah membuat roti jala. Target dari Ummi 1000 buah. *pingsandengansukses* Sempet gak ya?

    Start jam 9 pagi. Tante Neng nyetak, Bunda ngelipet sambil nyusun dan ngitung di pinggan. Kalau pegal, kita ganti posisi, Bunda nyetak, Tante Neng ngelipet. Setiap kelipatan 50, Tante Neng teriak. "Lima puluh!" atau "Seratus lima puluh!" Hihihi. Asli seru banget deh! Pas Bunda teriak "Dua ratus lima puluh!" Jam sudah menunjukkan angka 10.30 WIB. Ooops.. keknya gak akan kekejar nih angka 1000. Akhirnya tawar menawar terjadi antara Bunda dan Ummi.

    "Lima ratus aja deh ya Mi.. gak akan kelar nih.."
    Ummi berpikir keras.
    "Iya lah Mi, jam 12 keluarga inti udah harus dandan lho Mi."
    Ummi masih diam berpikir.
    "Ya Mi ya? Gak akan kurang kok, kan banyak makanan yang lain."
    Akhirnya Ummi mengangguk, dan kita pun bersorak! Horeeee!

    Jam 11.00 WIB perias sudah mulai datang. Biarin deh, keluarga Tante Erza dan Pengantinnya aja yang dirias duluan. Pokoknya jam 12 teng! Kita semua harus udah siap dirias. Karena undangan jam 13.00 WIB.

    Jam 11.15, Oom Agus sudah siap dengan mic-nya.
    "Empat puluh lima menit lageeee...!!" Teriakannya membuat panik seluruh dapur. Hahaha. Asli semua riuh. Kita sih ketawa ketiwi aja. Serasa lagi lomba di Allez Cuisine-nya Indosiar.

    Jam 11.30, Oom Agus teriak lagi.
    "Tiga puluh menit lageeee...!"
    Ummi udah ngomel.
    "Hei, jangan bikin Ummi senewen doong." Kita bukannya diem malah tambah ketawa. Sambil tetep nyetak roti jala, Bunda juga makanin roti jala pake gule kambing. Hihihi. Daripada udah keburu dirias ntar, nggak akan sempet makan lagi kan? Aduh, pokoknya hari itu muka kita udah kayak kompor semua deh. Panas. Kayaknya untuk sebulan ke depan Bunda gak akan mau makan roti jala deh. Hahaha.

    Teng jam 12! Bunda sama Tante Neng menyerahkan tugas kepada yang lain. Kita semua mandi dan siap2 ke tempat ruang rias dan ganti kostum. Bukan.. Bukan kostum Shizuka ataupun Nobita kok. Hehehe.

    Akhirnya,.. jam 13.00 WIB tepat, pengantin sudah siap di pelaminan. Beberapa undangan sempat tertegun melihat souvenir yang disediakan Tante Erza. Berbagai komen mereka,
    "Souvenirnya Doraemon?"
    "Gile ye si Erza masih aja suka Doraemon!"
    "Hihihi.. lucu amat."
    "Mbak, boleh minta lima nggak?"

    Dan kami pun menebarkan sejuta senyum ke setiap tamu. Terimakasih untuk teman2 Bunda yang udah mau sempatin hadir. Aduuuh, kangen udah lama gak ketemu kalian. Tante Wiwid, tengkyu ya. Tamu terjauh nih dari Singapura. Hehehe. Tante Tiwi, Oom Okke, Tante Angie, Oom Isaac, tengkyu yaaa.. Seneng deh, kalian mau sempetin mampir.


    Acara padat merayap. Senyum tetap ditebar. Flash terus menyala. Walau lelah, asli lelah, tapi kami senang, asli senang.

    Jam 16.00 WIB pengantin sudah ganti kostum. Tapi sampai jam 22.00 tamu masih berdatangan silih berganti. Jam 23.00 kita udah 'tutup warung', sebagian sudah dibungkus2 untuk saudara dan kerabat dekat. Nggak nyangka, 'dagangan' kita hari ini laris maniiiissss...

    Nggak ada yang sanggup berkomentar apa2 sebelum beranjak tidur, cuma satu kalimat untuk Tante Neng,

    "Neng nikahanmu diundur sampai kita bener2 lupa sama capenya hari ini ya..."
    Hihihi.
    posted by  on 11:29 PM  21 comments
     Friday, April 07, 2006 
    Finally... Akad Nikah....

    Jum'at 31 Maret 2006

    04.00 WIB Hampir semua sudah bangun. Siap2in ini itu. Termasuk masak untuk sarapan pagi keluarga yang akan ikut rombongan ke rumah Tante Erza. Menu pagi ini, gule ayam dan ketupat mini.

    05.00 Perias pengantin sudah datang. Oom Agus didandani dengan pakaian adat Jawa. Zidan berkali2 ketawa ngikik ngeliat Oomnya pakai kain. Apalagi pas ngeliat selopnya, putih mute-muter, diledekin terus tuh, "Iih, Oom pake sendal cewek..." Hahaha. Kami, keluarga inti, juga didandani. Ah, belum apa2 Bunda sudah ngerasa kehilangan Oom Agus nih.

    06.00 Semua sudah rapi. Keluarga lain juga sudah datang. Kita sarapan bersama. Sambil foto2 sana sini.

    klik fotonya untuk memperbesar


    07.00 Berangkat ke rumah Tante Erza. Gak terlalu jauh, di samping Univ. Borobudur.

    07.30 Rombongan kami sampai di tempat tujuan. Di sana juga sudah siap menyambut kami. Ada sedikit pidato dan acara basa-basi. Hihihi. Terus kami semua masuk ke ruang akad nikah.

    08.07 Oom Agus dan Tante Erza resmi jadi suami istri. Oooh, hampir semua yang hadir menitikkan airmata. Hiks, adik Bunda sudah punya istri sekarang... Be a good husband, ya Gus.


    klik fotonya untuk memperbesar

    09.00 Selesai makan dan berfoto2 kita semua pulang ke rumah. Mulai masak untuk resepsi besok. Ngebuka list yang harus dimasak. OMG! Banyak amaaaaaat. Seperti biasa Bunda kebagian bikin kue2. Ditambah lagi sama Wedding Cake. Ya ampuuun.. deg2an gini! Kalau bikin kue untuk orang lain kok biasa2 aja ya. Hehehe.

    Kita intip menu makan siang yang ditulis Ummi:

    Nasi putih, Nasi goreng, Sup Kimlo, Ayam panggang, Rendang daging, Sambel goreng kentang ati, Kakap Asam Manis, Bawal Acar Kuning, Steak Lidah Sapi, Asinan Betawi, Kerupuk Udang, Roti Jala+Gule Ayam & Gule Kambing, Sop Jagung, Siomay, Puding Cokelat, Es Kopyor, SnackBar: Lumpia, Risoles, Aneka Tart Potong, DimSum, Aneka buah.

    Semua bala bantuan sudah dikerahkan. Tugas sudah dibagikan. Semua bertanggung jawab dengan masakannya masing2. Bunda sama Tante Neng kebagian ngurusin perkuehan. Sementara Bunda buat Wedding Cake tiga tingkat, Tante Neng bikin Tart potong. Berhubung undangan sekitar 700 orang, jadi kurang lebih porsi masakan yang dibuat juga sebanyak itu. Ummi bolak balik kontrol kerjaan masing2. "Jangan sampai kurang, jangan sampai kurang.." Wah bener2 deh.

    20.10 Wedding cake Bunda baru selesai. Ugh, kalau pakai buttercream pasti udah kelar dari tadi, tapi ini biar rapi Bunda buat pakai fondant. You know, fondant itu kayak megang bayi, salah dikit bisa robek atau patah. Jadi bener2 super duper hati2. Begitu kelar, Tante Erza langsung teriak kenceeeng banget...

    "Lucuuuuuuuuuuuuuuu....! Gak boleh dipotong!"
    "Ya'elaaa.. besok kan harus ada acara potong kue."
    Tante Neng nimpalin.
    "Pokoknya ini kue aku, gak boleh dipotong sebelum dua minggu!"
    "Haaaaah...? Dua minggu???"
    "Biariiiin.. pokoknya gak boleeeeh... aku gak relaaa...!"
    "Hahahahhahaa.. ya sudah simpen gih."
    "Iya. Mau aku simpen di kamar. Di luar banyak krucil2. Hiii.."

    Jadi sodara2, malam itu kue ini menginap di kamar mereka. Tidak boleh dikutak kutik. Yang mau liat dikasih jarak 1 meter. Hahaha. Emang nih Tante Erza. Doraemon Mania.

    Menurut kabar dari Jakarta, sampai hari ini kuenya belum juga dipotong. Hihihi. Sayang kuenya, tau gitu Bunda bikin dari gabus aja isinya ya. Sudahlah Za, diawetkan aja pake air keras, terus dikacain, masukin museum. OK? Hehehe.

    bersambung lagi yaaa...

    posted by  on 7:56 PM  26 comments
     Thursday, April 06, 2006 
    Detik-detik menuju Doraemon Wedding Party

    Kamis, 30 Maret 2006.. H-1

    Waaaaaaaak! Sudah Kamis! H min satu!
    Ow.. ow.. lihat tingkat stress di kepala Ummi sudah blinking. Tulit Tulit Tulit!
    Ayooo.. ayooo.. siapkan check list!
    Apa yang masih kurang?
    Tangan Ummi pegang dua HP. Satu urusan A, satu lagi urusan B. Begitu dua2nya bunyi, keder sendiri. Hehehe. Kasian deh Mamaku itu..

    Status Bunda masih di rumah Nenek. Jam 7 pagi sudah ditelfon untuk segera pulang. Ya ampuuun, Syifa aja belum bangun. Sarapan baru disiapin sama Nenek. Ayo ngebuuut, Zidan mandi! Ayah mandi! Bunda mandi! Syifa gimana? Biarin, angkut aja langsung ke mobil! Ckckck.. Hebohnya ngalahin penyambutan miss Hebohnian. Hihihi. Beneran nih, Syifa masih merem udah digendong masuk mobil.

    Sampe di rumah, 'things to do' list udah ditempel di jidat dahi. Ayo gerak cepat!
    Ambil baju Bunda dan Mama di tukang jahit.
    Ambil lembaran background untuk pelaminan.
    Ambil kulit lumpia di Jatinegara, jangan salah ya, 400 lembar.

    Mumpung inget, langsung ambil Donat Jco kiriman dari Mamanya Arya semalam. Wooooowww... looks sooo yummy! Apalagi pas gress gigitan pertama. Bener nih, satu aja sih gak nendang! Hehehe. Jadi pengen nyobain rasa yang lain. Sempet gak ya sebelum pulang mampir?

    Semua urusan dimulai dengan kecepatan The Flash, salah satu superhero favorit Zidan.
    O'ow.. di tukang jahit, ada yang kelupaan, kain bawahan yang mau Ummi pake besok ternyata lupa dijahit. Untung Mas Yan langsung janji, dalam 3 jam udah kelar. OK.

    Di tempat sewa pelaminan juga bikin bete, si ibu yang punya lagi pergi dan blio gak nitipin lembaran kain2 itu ke yang jaga rumah, jadi kita mesti balik lagi sore nanti. Huh.

    Dari situ langsung cabut ke Jatinegara, ke kios si tukang lumpia, oh noo.. pesanan Ummi kulit lumpia kecil malah dikasih yang besar. Mau protes udah gak mungkin. Ya sudah terpaksa diterima lah.

    Pengen lirik2 baju dll yang bergantungan di sana tapi inget waktu, inget waktu, gak sempet lagi.

    Bau siomay dan soto mie favorit Bunda juga melambai2 di hidung. Aduuuuuuh. Merem aja deh merem.

    Sampai di rumah, langsung ditugasin bikin kue2 buat seserahan besok pagi. Duh! Akhirnya nguplek berdua sama Tante Neng, bikin Tart Tabur Keju sama Blueberry Cheese Cake. Begitu selesai langsung masuk kulkas biar gak dikutak katik anak2. Terus nyiapin perintilan serah2an yang belum dibungkus. Berhubung ini pestanya Tante Erzamon (hehehe!) ya serah2annya juga banyak yang berbau Doraemon. Salah satunya yang ini. Semua peralatan mandi dari handuk, kimono, sendal, tempat sabun, segala deh. Pusing gak sih? Hehehe.

    Selesai semua urusan malam ini, kepala jadi tambah pusing. Untung ada Oom Maul. Jadi deh di rumah tiba2 ngebuka klinik akupunktur dadakan. Semua ditusuk2 dengan keluhan masing2. Dari Ummi, Kakek, Ayah, sodara2 Bunda yang lain, sampe Bunda juga ikut2an. Lucunya, pas giliran Bunda ditusuk, Zidan ngeliat. Kontan dia marah beneran sama si Oom. Dengan mata berkaca2 menahan airmata, dia bilang ke si Oom...
    "Oom, kok jahat banget sih, kenapa Bundanya Abang ditusuk2 begitu? Kalau Bundanya Abang mati gimanaaa?"
    posted by  on 7:05 PM  12 comments
     Wednesday, April 05, 2006 
    Menuju Doraemon Party.. (3)
    Senin, 27 Maret 2006.. H-4

    Pagi2 Bunda berdua Tante Neng didrop Ayah di Bale-bale, Gandaria. Mau ngapain? Cuma sekadar memanjakan diri kok. Ambil paket yang 4 jam, udah include aromatherapy full body massage, totok wajah dan creambath plus massage. Oooh, nikmatnya. Seandainya dekat dari Sing, bisa seminggu sekali nih. Hahaha. Pokoknya hari itu asli segerrr banget. Lupa deh sama kepenatan sehari2. Apalagi pas bayar.. seorang gak sampe Rp 200.000,- Wuiiih, sementara kalau di Sing mau creambath yang cuma beberapa menit aja bisa $40an.


    Pulang dari Bale-bale, Bunda langsung ke Mal Ambassador. Ayah udah nunggu di sana. Bunda kebetulan janjian sama Tante Uput (psssst.. mantannya Oom Agus nih), sebelum ketemuan Bunda makan siang dulu di A&W. Kangen sama ayam gorengnya A&W nih. Sempet ketemuan sama Aan sebentar, abis dia juga nyolong waktu gitu dari kantor, jadi gak bisa ngobrol lama deh. Terus Bunda belanja sembako dulu di Carrefour. Segala pesanan temen2 dibeli deh, mulai dari bumbu penyedap, sambal, sampe terasi. Biskuit dan coklat yang gak ada di Sing juga masuk di trolley. Tapi karena waktu terbatas, jadi gak bisa browsing ke aisle lain. Cukup yang ada di catatan aja. Pas di kasir, Tante Uput sms kalau blio udah sampe, terus kita ketemuan deh.. aduh kangeeeeen... secara dulu Tante Uput emang deket banget sama kami, jadi walaupun gak jadi ama Oom Agus, kita2 tetep keep in touch. Supaya ngobrolnya lebih cihuy kita pindah ke tempat yang lebih enak sambil ngopi2 di Bengawan Solo Coffee. Cekakak cekikik lupa usia. Selesai ngobrol, sekalian pulang kita anterin dulu Tante Uput ke rumahnya. Baru deh kita pulang. Bunda kangen anak2, abis mereka lebih betah di rumah Ummi daripada jalan2, ya karena di rumah Ummi udah pada ngumpul tuh sodara2 mereka yang seumuran. Jadi rameee ngalah2in playgroup. Hihihi.


    Selasa, 28 Maret 2006.. H-3

    Menurut jadwal, hari ini acaranya Lunch Bareng WSAB di Bakmi GM, Sarinah. Waaaah.. kangennya bersunda-sunda sama para ibu2 cantik ini. Udah janjian sama Tante Fifi, mau berangkat bareng. Jam 10.30 Bunda udah dijemput sama ibu hamil yang cantik ini. Sampe di sana belum ada yang dateng, so kita order duluan sambil ngerumpi ini itu. Bunda pesan Jus Jambu sama Bakmi Spesial GM, gak lupa Pangsit Goreng yang OK banget itu lho. Udah selesai makan baru deh Tante Molly nongol, disusul sama Tante Wida, Tante Nana dan terakhir Ua Eva nu geulis pisan. Kebayang lah hebohya meja kami. Sambil bagi2 coklat dan hadiah dari Ua Eva. Sayangnya Tante Irma gak jadi dateng karena masuk RS, kalau nggak pasti lebih rame lagi, cepet sembuh ya Ma!



    Untuk Tante Yanti, ini Bunda absen ya, foto paling kiri aja ya.. Dari kiri ke kanan, yang lagi peyut-endut itu Tante Fifi, sebelahnya Tante Nana, terus Tante Molly, yang baju biru tua itu Tante Wida, terus Ua Eva, nah yang terakhir baru Bunda. Hafalin ya.. jadi kalau ketemu gak salah colek :D


    Rabu, 29 Maret 2006.. H-2

    Wah, udah semakin dekat nih menuju hari H. Tingkat stress mulai melambung tinggi. Apalagi Ummi. Gak bisa ditoel sedikit langsung melengking. Hihihi. Tante Neng udah pusing banget ngadepinnya. Sutralah hay, namanya juga mau ada big day, harap maklum aja. Ummi kan yang paling dapet tanggung jawab besar. Walau tetep yang ngerjain anak2nya tapi blio punya beban sendiri. Sabar.. sabaaar...
    Untuk mengurangi tingkat stress di rumah, Bunda minta anterin Ayah cari printilan yang masih kurang. Tante Neng juga ikut. Hahaha. Dia juga stressfull ternyata.

    Berhubung kami berangkat sudah menjelang makan siang, jadi Bunda mengusulkan menodong Ayah untuk mentraktir makan siang di RM Sederhana. Hohoho. You know, belum ke Jakarta deh hay kalau belum makan di RM Padang yang enak. Dan seperti biasa, tingkat stress tadi berubah menjadi kepanikan tingkat tinggi kala menghadapi timbunan makanan enak di depan mata. Gule otak, yes, it's a must! Ayam goreng, paru goreng, sambal ijo dan daun singkong rebus. Apalagi ya? "Mmmm.. gule ususnya ada, Pak?" Dan dalam waktu sekian detik gule usus sudah berkumpul bersama teman2nya di piring nasi Bunda. Belum lagi ditambah segelas tinggi Jus Alpukat. Hahaha,.. kok jadi rakus begini ya daku? Oya, sekadar catatan-kecil-yang-membuatku-termangu, sekarang teh tawar di Sederhana itu ada harganya lho. Ckckck.



    Setelah perut penuh, hunting pernak-pernik hari itu dimulai. Nggak kerasa waktu berlalu cepat sekali. Karena kami ada di sekitar Harmoni, Ayah mau mampir sebentar di Mesjid Istiqlal untuk sholat dhuhur. Untungnya Bunda bisa berpikir cepat, dan mengusulkan (lagi??) untuk sholat di Mesjid Sunda Kelapa aja. Padahal sih emang biar bisa sekalian makan Batagor dan Es Kelapa Muda di sana. Hahaha. So kami langsung menuju Mesjid SK, sementara Ayah sholat, Bunda dan Tante Neng nunggu sambil ngemil, jangan lupa, kami sempet mbungkus Gule Kambing-nya yang spektakuler itu lho. W.O.W!

    Menjelang maghrib kami siap2 untuk menginap di rumah neneknya anak2 alias mertua Bunda. Karena sejak datang, belum ke sana, tapi nenek dan kakek sudah ke rumah Ummi main sama cucu2nya. Tante Neng udah wanti2 minta disiapin bakwan yang enak itu plus sambel kacangnya. Walah, kalo dipikir2 kok gak jauh2 dari urusan makanan dan perut ya? Hihihi. Di perjalanan ke Tanjung Priuk, Ummi nelfon, katanya Mamanya Arya ngirim Donat Jco sekotak. Alhamdulillaaaaah, rezeki mah nggak kemana ya, soalnya dari kemaren pengen nyicip Donat Jco tapi males aja ngebayangin ngantrinya. Wah jadi gak sabar nunggu pulang untuk nyicip si Jco tea.


    bersambung lagi ya...
    posted by  on 12:16 PM  20 comments
     Tuesday, April 04, 2006 
    Menuju Doraemon Party... (2)
    Jumat, 24 Maret 2006 .. H-7

    Jumat siang, Bunda jalan sama Tante Neng dan Oom Maul. Cari bahan2 utk persiapan ngajar hari Sabtu. Setelah semua beres, nyempetin mampir ke Pempek 161 di Boulevard Kelapa Gading. Mayyan, bisa makan Pempek Adaan enak, sekalian ama Tekwan, gak lupa beli Kerupuk Ikan dan Lempok Duren.



    Begitu di jalan pulang, dapet kabar dari Ummi, kalau ada paket dari PekanBaru. Waaaah.. Tante Beti bikin surprise nih! Ya ampuuun! Isinya segala macem! Dari Rendang (OK banget nih Bet!), Dodol Duren, Dodol Nanas, Keripik Sanjay (asli enak banget), sampe film2 Islami utk anak2, dan novel2 untuk Bunda. Huaaaaa... makasih ya surprisenya, Beti!
    Terus malamnya, pulang kantor, Oom Agus beliin Bunda Pisang Ponti yang lagi ngetop di Jakarta itu lho. Tapi, honestly, rasanya B aja kok. Ini mah bukan pisang goreng tepung, tapi tepung goreng pisang, secara tepungnya 80% lebih dominan dibanding pisangnya. Dan keras euy! Apalagi kalau disimpen sampe besok. Gak sebanding lah sama harganya yang tigarebuperakeun. Mending pisang kalimantan yang di depan Alfamart, gopek tapi nyummy. Atau pisang kalimantan yang di Tanjung Duren. Ah enaknyaaaa....

    Jumat malam, Tante Lani dan Oom Isaac, temen2 kuliah Bunda datang. Waaah senangnyaaa.. Ngobrol ke sana ke mari, sambil Bunda ngasih undangan utk resepsi Sabtu depan. Duh Bunda kalah set nih sama Tante Lani, buntutnya udah tiga aja, ah Bunda mah dua juga cukup deh, give up kalau mesti nambah lagi. Gak tau deh kalau nanti2. Sepulangnya mereka sambil nerusin ngobrol di depan TV dan makan Martabak Bandung yang keju coklat (glek, jadi pengen lagi) Bunda bikin kue ultahnya Arka-nya Tante Dian Ibung. Pas bagian menghias tinggal ditemenin Syifa. Tante Dian minta SpongeBob, jadi Bunda bikin desain laut2 gitu, pinggirnya pake piping gel biru, terus buttercreamnya juga biru. Kelar semua urusan udah hampir tengah malam, langsung teler.. pules banget!


    Sabtu, 25 Maret 2006 .. H-6

    Pagi2 kami sudah siap dengan urusan kursus hari ini. Jam 11 semua peserta udah datang. Kursus dilewati dengan sukses. Penuh tawa dan cekikikan. Heboh lah, nggak kalah sama Miss Hebohnian. Menjelang usai, Mbak Rurry datang nambah kehebohan. Ngobrol dilanjutkan. Tetep, ketawa ketiwi. Sambil makan gule ayamnya Ummi plus ketupat dari Singapur. Nyummmyy.. Foto2 lainnya bisa liat di blog DapurBunda.




    Jam 4 sore Bunda udah berangkat lagi. Janjian sama Jeng Sur alias Tante Hany, di Bakso Charles Rawamangun. Sekalian mau ketemuan sama Rini dan Felly, Ibu2 ISM yang sekarang stay di Jakarta. Aduh senangnya. Sambil makan Bakso Bihun, Siomay sama Es Campur. Jadi inget jaman2 SMP. Hihihi. Maklum dulu Bunda harus ikut atletik di dekat situ hari Minggu pagi. Larinya 10 menit, nongkrong di Charles bisa satu jam.


    Minggu, 26 Maret 2006.. H-5

    Hari ini jadwal lumayan padat merayap. Pagi2 kami sudah berangkat ke Mangga Dua. Niatnya sih mau shopping. Hahaha. Tapi gak bisa, karena tujuan ke sana mau beli Stelan Jas untuk Zidan dan Ibat (keponakan Tante Erza). Kami ber-4 ke sana, Bunda, Ayah, Tante Neng dan Oom Agus. Alhamdulillah langsung dapet Jas untuk mereka, sempet sih ngelirik2 tas2, tapi kok lebih murah di Sing ya? Jadi gak kepengen... *oops,gaksalahnih?* Siangnya kami makan di Pizza Hut. Nothing special. Cuma menghabiskan detik2 terakhir kebersamaan bersama Oom Agus aja. Hehehe. Sekalian pulang, singgah sebentar ke rumah Tante Erza, di sana baru selesai selamatan rupanya, jadi kami dapet nasi kotak, yang langsung disantap di sana, hihihi. Kayak orang kelaperan aja. Hari ini hari terakhir Oom Agus boleh ketemu Tante Erza, besok si Tante udah dipingit, jadi gak boleh kemana2 lagi selain ngantor. Duh keciaaaaan. Sampai di rumah, Zidan langsung disuruh ngepas baju, kalau kesempitan kan bisa langsung dituker lagi. Ternyata nggak lho. Liat deh anak Bunda.. ganteng gak? Hehehe.


    bersambung dulu Jek...

    posted by  on 12:29 PM  15 comments
     Monday, April 03, 2006 
    Menuju Doraemon Party.. (1)
    Karena kami pilih pesawat terakhir, jadi hari ini Zidan masih sempat sekolah dulu. Pulang sekolah langsung siap2, last minute shopping bareng Tante Mela terpaksa canceled, karena anak2 malah tidur siang. Ayah pulang kantor sempat beli Cheese Prata pesanan Kakek. Wow.. Prata panas2, masih ngepul.. It's sooo yummy! Teng! jam 6 sore kami semua siap berangkat ke Changi. Tiga buah koper2 gendut masuk bagasi taksi. Bye bye home, kata Zidan. See you soon!

    Sampai di Changi, ayah langsung ngantri check-in. Bunda temani anak2 yang lari2 ke sana ke mari. Dan... Ya Allah! Prata ketinggalan! Huhuhuhu.... beteee banget! Masih di atas meja! Bunda kok bisa lupa ya? Telfon Kakek minta maaf.. Maaf ya Kek, belum rezeki Kakek, makanya Kakek ke Singapur aja, biar bisa makan prata sepuasnya.. :)



    Seperti biasa, Zidan dan Syifa cerah ceria di dalam pesawat. Zidan juga dengan senang hati membantu Syifa menghabiskan makanannya. Ayah duduk terpisah karena nggak ada kursi yang 4 sederet. Komentar Syifa, "Kaciaaan deh Ayah, cendiriyan...!" Usai makan mereka sibuk dengan pilihan video masing2. Syifa gak lain dan gak bukan, tetep milih Chicken Little sambil nyanyi2 sendiri. Pokoknya perjalanan satu setengah jam terasa singkat dengan kehebohan yang mereka buat. Seru lah.

    Sampai di Jakarta sudah malam. Ummi yang jemput kami, bareng Tante Neng dan Oom Agus. (Oya, Bunda satu pesawat sama Kiki Amelia, inget gak? Itu lho, bintang film anak2 jaman dulu, yang main di Nakalnya Anak2. Habis shopping keknya, karena suaminya bawa kantong berlabel LV di tangan kanan dan kiri sampe kerepotan gitu. Hihihi.) Tiba di rumah Ummi sudah menjelang jam 12 malam. Kami ngobrol di kamar sampai jam dua pagi! Oh nooo.. bisa ditebak, besok paginya teler semuaaa... :D


    bersambung Jek..
    posted by  on 9:34 PM  8 comments
     Sunday, April 02, 2006 
    I'm hooome...!!
    Udah sampe lagi di rumah tercinta
    Oooh.. nyamannya.. *tariknafaspanjangsambilselonjorinkaki*
    Gak nyangka ih kangen banget sama 'kandang burung' ini..
    Walau badan rasanya remuk redam
    Yang penting semua urusan kelar
    Yang paling penting semua happy
    Yang paling penting banget stok makanan sedia sampai 3-4 hari ke depan
    Tapi..
    Koper yang tadinya tiga biji kenapa dalam seminggu bisa beranak jadi enam ya?
    Ckckck...

    Cerita??
    Buanyaaaaaaak bangeeeeet...!!
    Sabar,...

    to be continued... soon!
    posted by  on 12:55 PM  19 comments



    Daisypath Ticker