"Saking betahnya di dunia," selalu begitu komentar Ummi kalau kita lagi ngobrol soal betapa cepatnya waktu berlalu. Iya sih, kok rasanya hari berlalu cepeeet banget. Apalagi kalau ngeliat 'ke belakang', dari temen2 SMA, temen2 kuliah, wah ternyata emang udah lama banget kenal mereka. Rasanya baru kemaren masuk kuliah, di ospek di Cibubur, ngerjain tugas sampe pagi, sampe 3 bulan bareng2 temen2 di studio akhir. Ya ampuuuun.. bener2 nggak kerasa, ternyata kejadian2 itu sudah bertahun2 lampau terjadi.

Ngeliat Syifa loncat2 di tempat tidur kadang bisa bikin Bunda amaze sendiri, karena kayaknya baru kemarin dia lahir, cuma bisa tidur di boxnya, nggak bisa ngomong, nggak bisa berdiri, apalagi lari. Sekarang, nggak cuma lari, tapi loncat2, koprol, sampai balas marah ke Zidan. Pokoknya abangnya bisa dibuat tak berdaya di tangannya deh. Satu hal yang sama sekali tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Hehehe.

Sampai kemarin, lagi asyik 'ngobrol' sama temen lama yang sekarang tinggal di belahan dunia lain, bercerita tentang yang lucu2 di masa lalu, dari jajanan yang sering lewat di depan kost, kantin amigos di depan kampusku, sampe menu buka puasa bareng kita beberapa tahun lalu. Wah, kadang2 memang ingatan dia lebih tajam dari aku, kadang2 lho ya, hehehe. Lalu dia kirim fotonya berdua dengan putrinya tercinta. Masya Allah! Putrinya sudah besar, menjelang remaja, sebentar lagi jadi gadis idola para pria, hehehe. Terakhir ketemu putrinya itu, waktu dia seumur Syifa, iya.. kurang lebih seumur Syifa sekarang. Berarti itu sekitar delapan tahun lalu. Delapan tahun! Subhanallah! Baru bener2 kerasa, begitu cepatnya waktu berlalu...

Bunda sampe gak bisa komen apa2, kecuali..
"Waduh, berarti kamu udah tua ya?" Hihihi.... *ngilang mode on*